Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor mesti menahan diri terhadap penguatan harga Bitcoin (BTC) akhir-akhir ini. Pasalnya, hasil rapat The Fed bisa mengubah pergerakan pasar kripto secara keseluruhan.
Mengutip Coinmarketcap pada Senin (30/1) pukul 18.00 WIB harga Bitcoin di posisi $ 23,236.98. Angka tersebut terus naik, dari harga pembukaan Bitcoin di awal tahun ini pada level $ 16,547.91 per tanggal 1 Januari 2023.
CEO Triv Gabriel Rey mengatakan, penguatan harga Bitcoin sebagai aset kripto berkapitalisasi terbesar ialah karena ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut kemungkinan besar hanya meningkatkan suku bunga dalam level yang rendah yakni sebesar 25 basis poin (bps) saja.
"Sentimen suku bunga rendah tersebut membuat market kripto alami rally. Pelaku pasar berharap tidak ada kenaikan suku bunga lagi di tahun ini," jelas Gabriel kepada Kontan.co.id, Senin (30/1).
Baca Juga: Harga Bitcoin Terus Naik Jelang Rapat The Fed, Begini Prospek Selanjutnya
Selain itu, lanjut Gabriel, sentimen positif industri kripto adalah data inflasi AS yang melandai. Ini mengindikasikan sinyal bahwa The Fed bakal mengurangi sikap agresif kenaikan suku bunga pada Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1 Februari 2023.
Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) AS turun 0,1% menjadi 6,5% di bulan Desember 2022. Pada bulan November, Indeks CPI AS berada di level 7,1%. Sementara, Indeks harga produsen AS Producer Price Index (PPI) turun ke level 0,5% di bulan Desember, dari bulan sebelumnya yang naik 0,2%.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2022 juga lebih kuat dari perkiraan. Perekonomian AS tumbuh 2,9% pada kuartal IV-2022, angka ini mengalahkan perkiraan konsensus di 2,6%.
Selain itu, indeks harga konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditure (PCE) PCE turut menunjukkan bahwa inflasi AS terkendali. Core PCE Price Index Annual Change yang digunakan The Fed untuk mengukur inflasi, turun ke level terendah dalam satu tahun lebih dari 4,4% pada Desember 2022. Pada bulan sebelumnya berada di posisi 4,7%.
Hanya saja, Gabriel menegaskan, masih ada hal penting yang mesti diperhatikan terhadap nilai Bitcoin. Pasar bakal tertuju pada pengumuman The Fed pada FOMC mengenai kebijakan suku bunga lebih lanjut.
Jika kenaikannya hanya sebesar 25 bps, Bitcoin bakal melanjutkan rally. Tetapi jika kenaikannya lebih dari itu, maka harga Bitcoin dan kawan-kawan diperkirakan kembali tertekan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melonjak 40% Sejak Awal Tahun, Masih Berpotensi Naik Lagi?
Gabriel mewaspadai bahwa kemungkinan resesi AS masih cukup terlihat. Hal itu memantau harga pergerakan telur yang masih mengalami kenaikan. Pasalnya, telur merupakan salah satu indeks pengukur inflasi AS. Dengan kata lain, harga terus yang naik memberikan tanda bahwa potensi kenaikan suku bunga guna pengendalian inflasi bisa lebih agresif.
Sentimen lainnya adalah rilis kinerja dari perusahaan-perusahaan AS. Rekap kinerja perusahaan yang mencetak hasil gemilang bakal berdampak positif bagi industri kripto dan sebaliknya.
Adapun, Gabriel memperkirakan harga Bitcoin bakal berada di rentang $20.000-$30.000 di sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News