Reporter: Ahmad Febrian, Widiyanto Purnomo | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Agaknya aksi korporasi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) berjodoh dengan kondisi pasar modal domestik. HMSP menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Momentum rights issue HMSP tepat, investor tengah bersemangat mengakumulasi beli saham. Lima hari berturut-turut, IHSG menguat hingga 9,07%.
Bahkan, enam hari terakhir, pemodal asing membukukan pembelian bersih (net buy) Rp 2,32 triliun. "Secara teknikal wajar IHSG naik karena oversold. Tapi fundamental belum," ujar seorang manajer investasi asing.
HMSP menerbitkan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. HMSP merilis saham maksimal 269,72 juta unit dengan harga Rp 77.000 per saham.
Nilai rights issue diperkirakan Rp 20,77 triliun. "Transaksi ini akan menjadi salah satu penawaran saham terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap Paul Norman Janelle, Presiden Direktur HMSP, usai RUPSLB HMSP, kemarin.
Eit jangan lupa, angka tersebut sudah direvisi. Sebelumnya dalam prospektus, harga pelaksanaan Rp 63.000-Rp 99.000 per saham, dan total perolehan dana maksimal Rp 26,7 triliun (Harian KONTAN, 13 Agustus 2015). Manajemen HMSP mengklaim, investor asing meminati rights issue. “Selera investor asing sangat kuat,” ujar Janelle. Ketika didesak berapa porsi asing, ia enggan merinci.
Sumber KONTAN yang mendapatkan informasi soal rights issue HMSP menyebutkan, investor asing cuma mendapat jatah 45% saham rights issue HMSP, sementara pemodal lokal menguasai 55% saham rights issue.
Hajatan semacam ini memang memerlukan bumbu penyedap. Maka, isu serbuan asing menjadi jampi-jampi. Sekadar informasi, HMSP menunjuk Goldman Sachs dan JP Morgan sebagai joint global coordinator serta Mandiri Sekuritas sebagai pembeli siaga.
Sebagai joint book runners dan joint lead underwriters adalah Citigroup Global Markets, Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas. Pasca rights issue, PT Philip Morris Indonesia dikuasai HMSP dengan kepemilikan 92,5% saham. Publik memiliki 7,5% saham.
Analis Trimegah Securities, Dian Octiana menilai, HMSP bakal menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa. Fundamental cukup kuat dan return on equity (ROE) perseroan di 70%. Dian merekomendasikan buy dengan target Rp 102.000. Harga HMSP kemarin Rp 88.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News