kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Japfa Comfeed mengalokasikan anggaran belanja modal Rp 2,5 triliun


Jumat, 06 April 2018 / 08:44 WIB
Japfa Comfeed mengalokasikan anggaran belanja modal Rp 2,5 triliun
ILUSTRASI. Japfa Comfeed (perusahaan pakan ternak)


Reporter: Hendrika Yunapritta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Agar bisnisnya lebih efisien, tahun ini PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melakukan modernisasi kandang di lini bisnis pembibitan ayam. Untuk mendukung rencana itu, manajemen JPFA mengalokasikan Rp 1 triliun, yang berasal dari belanja modal atau capital expenditure (capex).

Dengan begitu, Wakil Presiden Direktur JPFA Bambang Budi Hendarto mengatakan, JPFA bisa tetap kompetitif dalam mempertahankan pangsa pasar.

Selain modernisasi kandang, tahun ini JPFA menganggarkan Rp 700 miliar untuk pengadaan corn dryer di bisnis pakan ternak serta Rp 500 miliar untuk ekspansi pabrik pakan di kawasan industri Medan, Sumatra Utara.

Bambang mengatakan, secara total belanja modal JPFA pada tahun ini direncanakan mencapai Rp 2,5 triliun. Anggaran belanja modal ini meningkat 63% dari alokasi tahun lalu sebesar Rp 1,53 triliun.

Head of Corporate Finance JPFA Putut Djagiri menjelaskan, struktur pendanaan belanja modal tersebut sepenuhnya didapat dari internal cashflow. "Kami juga ada standby loan dari perbankan, tapi prioritasnya dari internal," ungkap dia, Kamis (5/4).

Sepanjang tahun lalu, JPFA memperoleh penjualan bersih konsolidasi Rp 29,60 triliun, naik 9,39% dibandingkan realisasi penjualan 2016 yang senilai Rp 27,06 triliun.

Adapun laba sebelum pajak, bunga, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 2,9 triliun. Jumlah ini menyusut 23,68% dibandingkan EBITDA 2016 yang sebesar Rp 3,8 triliun.

Penurunan EBITDA ini, menurut Bambang, karena pada tahun tersebut JPFA menjual aset di Australia. "Selain itu, ada selisih kurs akibat penguatan rupiah, yang besarnya antara Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar," kata dia.

Sedangkan laba bersih JPFA pada tahun lalu merosot 51,69% year-on-year (yoy) menjadi Rp 997,35 miliar.

Meski persaingan di bisnis perunggasan cukup ketat, Bambang optimistis kinerja Japfa Comfeed pada tahun ini akan tetap baik seperti tahun lalu. Selama kuartal pertama, bisnis JPFA berjalan melampaui ekspektasi. "Jadi, saya memperkirakan tahun ini bakal baik," kata dia.

Selama ini, lini bisnis perunggasan menyumbangkan 87% dari total penjualan Japfa Comfeed. Dari porsi tersebut, bisnis pakan ternak merupakan kontributor terbesar yakni mencapai 45%, disusul bisnis peternakan serta produk konsumen sejumlah 31%. Bisnis Japfa, menurut Putut, mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 14,1% setiap tahun, terhitung sejak 2007.

Harga saham JPFA kemarin ditutup meningkat 1,93% menjadi Rp 1.585 per saham. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), harga saham JPFA sudah menanjak setinggi 21,92%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×