Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
“Aksi profit taking itu akan terjadi ketika komoditas mengalami perubahan harga yang signifikan. Makanya tak jadi masalah, sentimennya positif atau negatif, karena investor tetap akan mengakumulasikan keuntungannya pada momen tersebut,” papar Paulus.
Agar pendapatan bisa tumbuh pada tahun ini, BJJ sudah menyiapkan berbagai komoditas baru. Setelah sebelumnya akan meluncurkan komoditas minyak sawit, BJJ berencana akan menerbitkan komoditas lada putih pada akhir Februari atau awal Maret ini.
Baca Juga: Transaksi ramai, Indonesia diharapkan jadi acuan harga timah dunia
BJJ menggandeng Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bangka untuk komoditas lada putih tersebut.
“Ini adalah salah satu upaya kami agar berhasil mencapai target pertumbuhan 30% dibandingkan tahun lalu,” ujar Paulus.
Paulus menyebut faktor yang mendorong tercapainya target tersebut adalah fluktuasi harga komoditas dan harga nilai tukar sepanjang 2020. Sementara dari perusahaan, BJJ juga tengah menjajaki kerjasama dengan bursa dari luar negeri.
“Saat ini BJJ sudah bekerjasama dengan belasan bursa dari luar negeri, rencananya tahun ini akan menambah lagi dua. Kerjasama ini berpotensi untuk meningkatkan jumlah investor masuk,” pungkas Paulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News