kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Jakarta terapkan PSBB, penerbitan obligasi cenderung untuk jaga cashflow


Selasa, 15 September 2020 / 21:08 WIB
Jakarta terapkan PSBB, penerbitan obligasi cenderung untuk jaga cashflow
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal semester II tahun 2020, semakin banyak emiten mencari pendanaan lewat penerbitan obligasi. Mengutip rilis mingguan Bursa Efek Indonesia (BEI), selama periode 7 hingga 11 September 2020 saja, terdapat 11 perusahaan mencatatkan obligasi. 

Dengan adanya penerbitan itu, total obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2020 menjadi 76 emisi dari 52 emiten senilai Rp 59,38 triliun. 

Sebesar 47,37% dari dana yang dihimpun itu berasal dari penerbitan obligasi dan sukuk selama tiga bulan pertama semester II tahun 2020. Asal tahu saja, sepanjang semester I 2020, penerbitan obligasi dan sukuk di bursa hanya mencapai Rp 31,25 triliun. 

Mengutip Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), penawaran obligasi yang terbaru dilakukan oleh PT Aneka Gas Industri Tbk. Emiten dengan kode saham AGII itu akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Aneka Gas Industri tahap II tahun 2020  yang memiliki jumlah pokok obligasi hingga Rp 100 miliar.  Selain itu, AGII juga akan menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Aneka Gas Industri  tahap II tahun 2020 yang memiliki sisa imbalan sebesar Rp 205 miliar. 

Baca Juga: Aneka Gas Industri akan rilis obligasi dan sukuk hingga Rp 305 miliar, ini jadwalnya

Berdasar catatan Kontan.co.id, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga berencana menerbitkan penawaran umum obligasi berkelanjutan dan sukuk dengan target Rp 5 triliun secara bertahap mulai tahun ini. Adapun penerbitan obligasi oleh dua emiten itu sama-sama akan dimanfaatkan untuk pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo. 

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan, pencarian dana lewat obligasi diminati di awal semester II 2020 karena pelaku pasar optimistis perekonomian kembali berjalan seiring dengan PSBB transisi. Optimisme ini mendorong minat ekspansi maupun rencana pendanaan lain yang sebelumnya sempat tertunda karena pandemi Covid-19. 

Oleh karenanya, pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta mulai Senin (14/9) dianggap akan mempengaruhi minat emiten dalam pencarian dana di pasar modal, termasuk penerbitan obligasi. Jika PSBB ini berlangsung hingga akhir tahun, maka jumlah penerbitan obligasi pun berpotensi tertekan.

"Akan ada pertimbangan ulang untuk menerbitkan utang. Umumnya perusahaan akan melakukan penundaan investasi bisnis," jelas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/9). 
Keberhasilan PSBB lah yang akan menentukan minat penerbitan obligasi ke depannya. 

Kalaupun masih ada emiten yang menerbitkan obligasi di sisa tahun ini,  diperkirakan pendanaan cenderung digunakan untuk memperpanjang utang yang jatuh tempo agar cash flow tetap terjaga. 

Ini seperti yang dilakukan AGII dan WIKA. Sementara, penerbitan obligasi untuk keperluan ekspansi,diproyeksi akan terjadi di tahun depan. 

Menurut Wawan hal tersebut wajar saja, sebab di tengah kondisi pasar yang tertekan pandemi Covid-19, emiten memang memerlukan pendanaan. Emiten menerbitkan obligasi untuk menjaga cash flow tidak akan menjadi sentimen negatif bagi sahamnya, selama obligasi tersebut bisa terserap pasar. 

"Untuk menyikapinya, investor perlu melihat bisnis AGII di masa pandemi masih bisa berjalan dengan baik atau tidak, cashflow seperti apa, rating dari Pefindo bagaimana," imbuh Wawan. Hal tersebut juga bisa jadi pertimbangan terhadap emiten lain yang menawarkan obligasi di sisa tahun ini. 

Baca Juga: Wijaya Karya bakal terbitkan PUB dan sukuk Rp 5 triliun untuk bayar komodo bonds

Investor juga perlu mewaspadai sektor-sektor emiten yang bisnisnya terdampak signifikan karena pandemi Covid-19, seperti perhotelan dan emiten penerbangan. Di sisi lain, tetap mencermati kondisi fundamental dari perusahaan yang menerbitkan obligasi. 

Paling penting, imbuh Wawan, investor perlu memilih perusahaan yang masih bisa mencatatkan cashflow yang apik di tengah pandemi. Sebab, obligasi menuntut perusahaan untuk bisa membayarkan bunga setiap tiga bulan sekali. 

Selanjutnya: Penerbitan obligasi korporasi diramal akan bergairah di sisa akhir tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×