Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) kembali melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp 192 miliar pada Juni - September 2025 ini.
Keputusan ini diambil setelah perusahaan menyelesaikan buyback sebelumnya sebesar Rp 300 miliar pada periode Maret - Juni 2025 kemarin.
Direktur Utama SIDO, David Hidayat menyebut bahwa aksi buyback ini merupakan bentuk komitmen perusahaan.
“Buyback ini mencerminkan komitmen kami dalam menjaga kepercayaan investor, serta respons terhadap volatilitas harga saham yang belum mencerminkan nilai intrinsik dan fundamental SIDO,” ujar David kepada Kontan, (30/6).
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Kejar Pertumbuhan Kinerja di Sisa Tahun 2025
David menambahkan bahwa buyback juga menjadi salah satu strategi alternatif perusahaan dalam memberikan imbal hasil kepada pemegang saham, terutama di tengah keterbatasan ekspansi saat ini.
“SIDO terus menjaga keseimbangan antara investasi pertumbuhan dan pengembalian kepada pemegang saham,” jelasnya.
Dari sisi keuangan, manajemen menegaskan tidak ada perubahan signifikan dalam struktur keuangan maupun proyeksi kas perusahaan. Aksi buyback ini sepenuhnya didukung oleh kondisi kas dan arus kas yang tetap sehat, tanpa mengganggu rencana investasi maupun kegiatan operasional.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Percepat Eksekusi Buyback Saham, Ini Jadwalnya!
Terkait evaluasi dari aksi buyback sebelumnya, David mengungkapkan bahwa program tersebut telah memberikan dampak positif, terutama dalam menjaga stabilitas harga saham SIDO dan memperkuat persepsi investor.
“Buyback pertama memberi sinyal positif ke pasar dan telah membantu menjaga stabilitas harga. Respon positif investor menjadi salah satu faktor melanjutkan buyback dalam mengelola volatilitas pasar,” kata dia.
Meski saat ini belum ada rencana ekspansi bisnis baru, David menyebut bahwa SIDO tetap fokus pada strategi pertumbuhan volume, khususnya melalui perluasan distribusi di pasar domestik maupun ekspor.
“Untuk pasar domestik, sasarannya adalah segmen kawula muda. Peluncuran produk-produk baru juga diarahkan untuk menyasar konsumen muda yang sadar akan kesehatan (health-conscious),” pungkasnya.
Selanjutnya: Soal Deregulasi Kebijakan Impor, Begini Respons Kemenperin
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 1-2 Juli, Provinsi Berikut Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News