Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) tengah mencari pendanaan sebesar Rp 3,6 triliun. Rencananya, uang tersebut akan digunakan untuk membayar utang dan obligasi sekitar Rp 6 triliun yang jatuh tempo di 2014.
Adapun dalam waktu dekat ini, ISAT akan meraih pinjaman Rp 1 triliun. Pinjaman itu memiliki tempo sekitar 3 tahun sampai 5 tahun. ISAT juga telah menjalani proses dengan suatu bank nasional.
“Tinggal menunggu penandatanganan,” ucap Andromeda Tristanto, Head of Investor Communication ISAT, kepada KONTAN.
Ia mengatakan, pinjaman itu akan dicairkan di kuartal kedua ini. Penarikannya diperkirakan baru akan dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) di bulan April mendatang.
Selain itu, emiten halo-halo ini pun tengah mencari pinjaman dari 3 bank lagi. Saat ini, ISAT pun sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank.
Andromeda bilang, pihaknya masih fokus mencari pendanaan lewat perbankan dan belum memiliki persiapan untuk menerbitkan obligasi.
ISAT tercatat memiliki utang dan obligasi jatuh tempo senilai Rp 6 triliun di 2014. Terdapat 2 obligasi yang bernilai cukup besar.
Pada bulan Mei, ada obligasi kelima dan sukuk ijarah II dengan nilai Rp 1,63 triliun. Obligasi dan sukuk tersebut efektif sejak Mei 2007. Kemudian di bulan Desember, terdapat obligasi ketujuh dengan sukuk ijarah IV senilai Rp 728 miliar. Obligasi dan sukuk ini terbit di 2009 lalu.
Sedangkan, pinjaman perbankan yang jatuh tempo tahun ini yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Di situ, utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,5 triliun telah jatuh tempo pada 10 Februari kemarin.
Kemudian, ada utang dari SEK Swedia sebesar Rp 522,59 miliar, HSBC Prancis senilai Rp 233,87 miliar, dan fasilitas pinjaman komersial 9 tahun yaitu Rp 47,1 miliar.
Pada kuartal pertama 2014, ISAT telah mendapat sumber pendanaan Rp 2,39 triliun untuk pembayaran utangnya. Pertama, ISAT meraih pinjaman perbankan sebesar Rp 1 triliun. Kedua, ISAT memperoleh Rp 1,39 triliun dari penjualan 5% kepemilikannya di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Pada akhir 2013, liabilitas ISAT Rp 23,93 triliun, naik 8,8% dari Rp 21,98 triliun dibanding tahun sebelumnya. Adapun, ISAT tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 2,78 triliun di pengujung tahun lalu. Padahal di akhir 2012, emiten ini masih bisa untung Rp 375,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News