kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.303   11,00   0,07%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

IPO Palma Serasih (PSGO) bertujuan selesaikan pabrik kedua dan perluas areal tanam


Senin, 25 November 2019 / 21:57 WIB
IPO Palma Serasih (PSGO) bertujuan selesaikan pabrik kedua dan perluas areal tanam
ILUSTRASI. Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna bersama manajemen PT Palma Serasih Tbk (SPGO) melakukan pencatatan saham perdana atau intial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (25/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) PT Palma Serasih Tbk (PSGO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (25/11). Usai initial public offering (IPO) ini, Palma Serasih memiliki dua rencana ekspansi utama, yaitu menyelesaikan pabrik kepala sawit (PKS) kedua dan menambah luas areal tanamnya. 

Pabrik kedua ini dibangun setelah IPO, sebab pabrik pertama yang memiliki kapasitas produksi 100.000 ton tandan buah segar (TBS) per tahun sudah penuh. Pabrik kedua milik Palma Serasih ini memiliki kapasitas produksi 150.000 ton per tahun dan diperkirakan akan selesai pada 2020.

Baca Juga: Panca Budi Idaman siapkan capex Rp 100 miliar untuk penyelesaian pabrik

Dengan begitu, nantinya, setelah IPO, kapasitas PKS  Palma Serasih secara total akan mencapai 250.000 ton TBS per tahun. 

Selanjutnya, setelah IPO, Palma Serasih juga akan memperluas areal tanamnya. Pasalnya, saat ini, area tanam PSGO baru mencapai 31.000 hektare dari area konsesi yang sebesar 80.900 hektare. Seluruh lahan ini terletak di Kalimantan Timur.

Dana untuk kedua ekspansi ini berasal dari hasil IPO  Palma Serasih yang totalnya mencapai Rp 299,25 miliar. Sebesar 43,66% dana IPO ini akan digunakan untuk capex tanaman, modal kerja 29,76%, tambahan dana pembangunan pabrik kelapa sawit 14,15%, dan capex non-tanaman 12,44%.

Baca Juga: Uni-Charm Indonesia akan IPO, begini rekomendasi analis

"Kami membutuhkan tambahan modal untuk tanaman baru dan juga untuk perawatan tanaman yang masih belum menghasilkan. Jadi, kami akan pakai untuk capex (dana dari IPO) tanaman," kata Direktur PSGO Astrida Niovita Bachtiar, Senin (25/11). 

Dalam kesempatan sebelumnya, Astrida mengatakan,  Palma Serasih menargetkan produksi PSGO tahun ini bisa mencapai 100.000 ton. "Sampai Oktober 2019 sudah mencapai 87.000 ton. Sampai akhir tahun, kami optimistis bisa mencapai target," ucap dia. 

Dari segi kinerja keuangan, ia menargetkan pendapatan PSGO pada 2019 ini bisa mencapai Rp 700 miliar-Rp 750 miliar. Sementara itu, dari segi bottom line, PSGO memprediksi masih akan mencatatkan rugi. 

Baca Juga: META siapkan capex tahun depan Rp 2,25 triliun

Akan tetapi, untuk tahun depan,  Palma Serasih yakin dapat membukukan laba sebesar Rp 10 miliar atau Rp 20 miliar, seiring dengan meningkatnya kembali harga CPO.  

Sebagai informasi, per akhir 2018, PSGO membukukan pendapatan  Rp 689,69 miliar dan rugi bersih Rp 176,44 miliar. Hingga Mei 2019, Palma Serasih  membukukan pendapatan Rp 295,84 miliar atau naik 7,1% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 276,21 miliar.

Sementara itu, PSGO masih mencatatkan rugi sebesar Rp 51,62 miliar, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 42,12 miliar.

Baca Juga: Jangan girang, tren kenaikan harga minyak dinilai hanya sesaat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×