kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor suka bank digital, ini rekomendasi saham bank kecil BBHI BKSW AGRS BMAS dll


Senin, 15 Maret 2021 / 08:30 WIB
Investor suka bank digital, ini rekomendasi saham bank kecil BBHI BKSW AGRS BMAS dll


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Rencana transformasi bisnis sebagia bank digital menjadi sentimen positif bagi sejumlah saham perbankan. Investor besar berbondong-bondong memborong saham bank kecil.

Adapun bank digital yang sudah beroperasi misalnya saja Bank BTPN dan Bank Jago (ARTO). Dalam catatan Kontan dikabarkan Government Investment Corporation (GIC), perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura akan masuk ke ARTO.

Sebelum GIC, Gojek sudah lebih dulu memborong lebih dari 20% saham ARTO. Berdasar keterbukaan informasi sendiri, beberapa bank kecil sudah mengumumkan rencana masuk bank digital seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), BKSW, BBHI, dan BNBA.

Walhasil, pada pekan lalu Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara 7 saham bank mini meliputi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), dan PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), dan PT Bank Capital Tbk (BACA) karena melesat signifikan. Saham-saham bank ini naik terangkat oleh sentiment terkait bank digital.

Analis Pilarmas Invesntindo Sekuritas Okie Ardiastama menambahkan, untuk saat ini bank kecil yang memiliki rencana untuk menjadi bank digital cukup berdampak pada pergerakan harganya, sehingga harganya relatif premium dari segi valuasi.

Baca Juga: Ini terobosan BRI dalam transformasi digital di tengah pandemi Covid-19

“Selama proses akusisi belum selesai, upaya akusisi tersebut dapat memberikan ekspektasi kenaikan pada harga saham. Sejauh ini kami masih akan menghitung prospek Bank Kecil yang akan menjadi Bank Digital pasca akusisi. Namun aksi korporasi tersebut memang memberikan katalis positif,” terangnya, Minggu (14/3).

Untuk pelaku pasar yang akan masuk saham-saham bank kecil, Okie menyarankan investor perlu menyesuaikan dengan investment risk seiring dengan pergerakan saham bank kecil saat ini cukup berfluktuasi.

Untuk saat ini ia belum merekomendasikan saham-saham bank kecil ini dan menyarankan pelaku pasar untuk dapat mencermati untuk lebih mencermati saham-saham BUKU IV.

Otoritas Jasa keuangan (OJK) juga menyoroti permodalan untuk perbankan masa depan ini. Jika tidak ada aral melintang, OJK bakal meluncurkan ketentuan modal untuk bank digital pada pertengahan tahun 2021 ini.

Nantinya, pembentukan bank digital baru harus memenuhi ketentuan modal inti senilai Rp 10 triliun untuk bank baru, sementara untuk bank lama yang bertransformasi menjadi digital diizinkan untuk modal minimal sebesar Rp 3 triliun.

Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma menjelaskan, bank digital sendiri memiliki arti bank yang menggunakan system digital secara penuh dalam hal pengoperasiannya. Menurutnya, perbankan yang saat ini sudah merambah digitalisasi juga belum dapat disebut sebagai bank digital.

“Sekarang ini memang masih terbatas, jadi memang itu tidak bisa klaim sebagai bank digital meskipun sudah melakukan digitalisasi. Ada pebedaan dalam cara berbisnis, misalnya dalam hal kredit, kalau sekarang harus ketemu kepala cabangnya untuk mengajukan kredit. Digitalisasi mungkin lebih ke jumlah kecil-kecil dulu melalui aplikasi,” ujarnya dalam acara Indonesia Investment Education secara virtual, Sabtu (13/3).

Baca Juga: Sebelum era digital bank dimulai, bank konvensional memacu digital lending di 2021

Adapun beberapa tantangan untuk bank digital adalah perkembangan teknologi yang belum tersebar secara merata di pedesaan. Namun, ke depannya apabila teknologi sudah merata maka bank digital bakal berkembang pesat.

Guna mengidentifikasi bank-bank kecil yang kemungkinan akan mengubah bisnis menjadi bank digital bisa diliat dari dua kategori yakni dimiliki bank besar dan perbankan yang dimiliki oleh Fintech.

“Kalau Fintech dapat dibilang customer basenya kuat, kalau misalnya bank-bank digital tapi tidak didukung oleh Fintech yang besar dan user yang banyak, sebetulnya itu jadi kurang menarik,” ujarnya.

Itulah rekomendasi saham bank. Ingat, disclaimer on. Segala risiko investasi akibat rekomendasi saham ini menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Selanjutnya: Mengukur prospek saham bank papan atas pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×