kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor perlu wait and see saham emiten kecil dan menengah


Selasa, 19 Juni 2018 / 20:14 WIB
Investor perlu wait and see saham emiten kecil dan menengah
ILUSTRASI. Keterangan pers Manajemen HELI saat pencatatan perdana saham di BEI


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai tahun ini, emiten dengan kapitalisasi pasar kecil di bawah Rp 50 miliar dan emiten dengan aset menengah Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar bisa melakukan initial public offering (IPO).

Sejauh ini ada beberapa emiten yang sudah melakukan IPO yakni PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) yang memiliki aset Rp 96 miliar dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) yang mengantongi total aset Rp 196 miliar. Sementara itu, aset PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) dan PT Charnic Capital Tbk (NICK) masing-masing sebesar Rp 220 miliar dan Rp 48 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, harga saham keempat emiten tersebut sejak melakukan IPO hingga saat ini masih belum menunjukkan tanda penguatan yang signifikan.

"Harga saham keempat emiten ini masih cenderung sideway dan price earning ratio (PER)-nya juga masih cukup mahal. Ini membuat investor kurang tertarik untuk akumulasi beli. Maka investor perlu wait and see dulu sembari menanti sentimen positif dari pergerakan saham keempat emiten ini," katanya, Selasa (19/6).

Nafan juga bilang, investor akan lebih cenderung memilih saham yang memiliki valuasi yang murah. "Umumnya investor asing akan memilih saham yang punya PER 10 kali ke bawah. Tapi menurut saya, nilai PER 15 kali itu sudah termasuk murah," tambahnya.

Sekadar informasi, harga saham LCKM saat IPO sebesar Rp 208 per saham langsung menanjak 50% ke harga Rp 312 per saham sehingga terkena auto rejection. Pada perdagangan terakhir, Jumat (8/6), harga saham LCKM turun dari Rp 438 ke Rp 436 per saham. Saat ini PER LCKM sebesar 87,20 kali.

Harga saham BOSS saat IPO senilai Rp 400 per saham langsung naik 50% ke level Rp 600 per saham pada hari pertama. Pada perdagangan Jumat (8/6), harga saham BOSS naik 0,46% ke level Rp 2.170 per saham. Adapun PER BOSS saat ini sebesar 542,50 kali.

Harga saham HELI setelah IPO langsung terbang 70% dari Rp 110 ke level Rp 187 per saham di hari perdana. Jumat 8 Juni, harga saham HELI naik 3,42% ke Rp 121 per saham dari hari sebelumnya. PER HELI saat ini sebesar 121 kali.

Sedangkan, harga saham NICK yang saat IPO senilai Rp 200 per saham langsung naik 70% ke Rp 340 per saham. Jumat (8/6), harga saham NICK turun 6,35% ke Rp 177 per saham dari hari sebelumnya. Saat ini PER NICK sebesar 29,50 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×