kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Investor Muda Dominasi Pasar Modal, Ini yang Sebaiknya Perlu Diingat


Jumat, 19 Agustus 2022 / 23:12 WIB
Investor Muda Dominasi Pasar Modal, Ini yang Sebaiknya Perlu Diingat
ILUSTRASI. Data KSEI menyebutkan, investor di bawah 30 tahun mencapai 59,43% dan menguasai Rp 54,79 triliun../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/26/10/2018.


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Jumlah investor muda di pasar modal kian mendominasi. Berdasarkan data  Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor Indonesia didominasi generasi muda di bawah usia 30 tahun. 

Berdasarkan kelompok umur, data KSEI menyebutkan, investor dengan usia di bawah 30 tahun jumlahnya mencapai 59,43% dan menguasai Rp 54,79 triliun. Dimana latar belakang pendidikan investor tersebut tertinggi SMA/sederajat. 

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa berharap, euforia dalam berinvestasi ini harus disertai dengan pengetahuan yang cukup terutama bagi anak-anak Generasi Z sebagai investor pemula. "Jangan sampai generasi yang lekat dengan gadget dan dunia digital ini hanya berinvestasi karena ikut-ikutan, tanpa punya pengetahuan," ujar dia, dalam acara seminar, Kamis (18/8). 

Baca Juga: LPS dan KG Media Gelar Kompetisi Video Kreatif dengan Total Hadiah Rp 100 Juta

Maklum, anak muda saat ini memiliki kecenderungan mengadopsi media digital, khususnya media sosial, dalam mengambil keputusan terkait keuangan dan investasi. Di sisi lain, anak muda juga memiliki kecenderungan ingin mendapatkan keuntungan cepat dalam berinvestasi.

"Generasi muda cenderung tergiur dengan investasi yang berisiko tinggi. Risikonya tidak dipelajari sama sekali, makanya flexing laku," ujar Purbaya dalam rilis. Data KSEI pada 2018 memaparkan, investor pasar modal tercatat hanya sebanyak 1,6 juta. 

Pada Juli 2022, jumlahnya sudah mencapai 9,3 juta. Pada periode sama, investor saham mencapai 4,1 juta, reksadana 8,6 juta dan surat berharga negara (SBN) sebanyak 736.400. 

Kegairahan berinvestasi ini menjadi sesuatu yang positif buat perekonomian. Tapi di sisi lain, maraknya minat berinvestasi kerap tak diiringi oleh pengetahuan yang cukup.

"Minat investasi di pasar modal mengalami kenaikan yang impresif, padahal sejak puluhan tahun lalu peningkatan tak banyak terjadi. Inklusi dan literasi keuangan semakin meningkat, namun terdapat gap antara inklusi dengan literasi. Selain itu, juga terdapat gap inklusi dan literasi antar wilayah di Indonesia," imbuh Purbaya. 

Baca Juga: Pluang Dukung Perumusan Komunike Y20 & Tekankan Pentingnya Keterwakilan Pemuda di G20

Padahal di usia muda, investor yang ada kebanyakan masih dalam tahap awal berinvestasi. Tak heran porsi investasi masih belum terlalu besar dialokasikan dari pendapatan yang diterima. Berdasarkan data KSEI sumber pendapatan investor sekitar 49,54% ditempati oleh investor dengan penghasilan Rp 10 juta - Rp 100 juta dengan total dana sebesar Rp 179,9 triliun. Disusul oleh investor berpenghasilan di bawah Rp 10 juta sebanyak 38,17% dengan total investasi sebesar Rp 170,9 triliun.

Karena itu Purbaya menyarankan, sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, seharusnya bisa melakukan profiling pada diri sendiri. Para investor muda ini bisa memulai berinvestasi setelah memenuhi kebutuhan dasar, dana darurat dan asuransi. "Kuncinya sabar. Jangan anggap investasi itu bisa bikin langsung kaya. Jangan berutang dalam berinvestasi karena bunga pinjaman itu sudah pasti, sedangkan return investasi belum pasti ," tutur Mantan Kepala Ekonom Danareksa Sekuritas tersebut.

Meski begitu, memulai investasi di saat muda tepat dilakukan. Yazid Muamar Financial Expert Ajaib Sekuritas berpendapat, investasi adalah cara untuk mengatasi inflasi dan ketidakpastian di masa depan, seseorang memang sebisa mungkin berinvestasi. "Pasar modal bisa jadi alternatif menambah aset untuk mengatasi ketidakpastian di masa depan," jelas dia.

Yazid juga mengingatkan, investor pemula dan mahasiswa harus membekali diri dengan pengetahuan dalam bidang keuangan. "Kalau mau mencoba, pakai uang kecil dulu, ambil saham-saham bluechip, setelah bekerja dan dapat penghasilan lebih besar, baru bisa dikelola secara lebih managable," saran dia. 

Menurut Yazid, investasi terbagi dalam dua jangka waktu, jangka panjang dan jangka pendek. "Kalau jangka pendek harus konsisten. Harus belajar tehnikal. Harus bisa membaca tren. Ambil (saham) di level support. Harus tahu garis support dan resistance," jelas dia. 

Baca Juga: Orang Pemberani, Menurut Robert Kiyosaki Ini Salah Satunya

Yazid mengatakan, tiga prinsip yang harus dipegang oleh investor adalah Paham, Punya dan Pantau. "Ingat, pasar modal itu dinamis. Investasi itu tidak instan, orientasinya jangka panjang dan effortnya perlu dilakukan secara berkala dan rutin," tutur dia. Dia bilang di Ajaib Sekuritas ada kegiatan edukasi rutin di media sosial setiap jam 08.30 sebelum market buka. 

Kalau Evan Kamaratul Insani, Co-Founder Komunitas Syariah Saham berpendapat, investasi harus dipandang sebagai jalan untuk sejahtera dan merdeka secara finansial buat semua orang. "Guru, petani, nelayan bisa jadi investor. Instrumen dan alat-alatnya sudah tersedia," kata dia.

Menurut Evan, kemerdekaan finansial punya definisi dan level yang berbeda-beda buat masing-masing orang. Karena itu tak bisa meniru mentah-mentah keberhasilan yang dialami seseorang. 

"Buat beberapa orang punya cash berlimpah dan harta itu financial freedom. Buat sebagian orang, punya waktu luang, waktu bersama keluarga, bisa liburan merupakan financial freedom. Adalah kesia-siaan untuk membandingkan dengan orang lain," kata Evan. 

Karena itu, Evan bilang, sebelum mencoba berinvestasi, setidaknya investor pemula harus menguasai tiga ilmu tentang uang. Yakni, ilmu mencari uang, ilmu mengelola uang dan ilmu menginvestasikan uang.

"Untuk berinvestasi, kita perlu mencari uang dahulu, setelah itu mampu mengeloa keuangan untuk memisahkan kebutuhan dengan uang yang bisa ditabung atau investasikan. Setekah itu mulai berinvestasi dengan pengathuan yang cukup," ujar Evan.

Evan mengingatkan, agar generasi muda dan investor pemula untuk menentukan financial goals yang ingin dicapai dalam berinvestasi. Lalu menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan untuk tiap-tiap financial goal. Terakhir, petakan semua aset yang dimiliki, seperti emas, deposito, reksadana, saham, bisnis, P2P, obligasi/surat berharga.

Baca Juga: Menurut Robert Kiyosaki, Orang Ini Salah Satunya

"Metode berinvestasi hanya berkontribusi sedikit dari kesuksesan, yang penting adalah pengetahuan," kata Evan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×