Reporter: Dina Farisah, Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) membukukan total transaksi multilateral bulan Februari 2015 sebanyak 41.925 lot. Angka ini merosot 16,59% dibanding bulan sebelumnya.
Mengutip data BBJ, penurunan volume transaksi bulan Februari disebabkan oleh turunnya semua kontrak perdagangan secara serempak. Penurunan paling tajam terjadi pada kontrak kakao sebesar 37,4% dibanding bulan sebelumnya menjadi 2.942 lot. Penurunan cukup besar juga dialami kontrak emas, dimana merosot 25,11% menjadi 13.231 lot. Adapun kontrak olein dan kopi masing-masing menorehkan penurunan 17,64% dan 5,9%.
Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta, M Bihar Sakti Wibowo menjelaskan, penurunan volume transaksi terutama disebabkan karena harga komoditas yang sedang tumbang. Saat ini tidak ada kejelasan apakah harga komoditas akan terus jatuh atau bisa rebound sewaktu-waktu. Kondisi ini mengakibatkan investor cenderung menunggu (wait and see), sehingga tidak masuk dan keluar pasar.
“Penurunan volume transaksi juga disebabkan karena hari transaksi perdagangan pada bulan Februari lebih sedikit daripada bulan Januari,” terang Bihar kepada KONTAN.
Kadiv Pengembangan Usaha BBJ Ricky Ferlianto menilai, merosotnya harga komoditas telah mendorong investor mengalihkan portofolio mereka dari perdagangan berjangka ke pasar valuta asing (valas). Penguatan dollar AS saat ini dianggap sebagai peluang untuk mendulang keuntungan.
Apalagi tren penguatan dollar AS ini diperkirakan masih akan terus berlanjut mengingat rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve). “Ada perpindahan portofolio investor. Sebagian investor keluar dulu dari emas dan beralih ke dollar AS,” ujar Ricky.
Untuk diketahui, indeks dollar pada Selasa (10/3) pukul 17.00 berada di level 98,41. Indeks dollar ini naik 0,8% dibanding hari sebelumnya.
Bihar menyarankan agar investor tidak perlu ragu masuk saat harga naik atau turun. Sebab, pada kontrak berjangka, investor dapat mengambil kesempatan atau keuntungan baik saat harga komoditas naik maupun melemah.
Meski harga komoditas sedang melandai, pihaknya tetap optimistis terhadap volume transaksi multilateral tahun ini. BBJ menargetkan peningkatan volume transaksi multilateral sebesar 25% dari total volume transaksi multilateral tahun lalu sebesar 429.119 lot. Target tersebut diharapkan dapat tercapai dengan mengandalkan volume transaksi dari kontrak emas dan kopi.
Adapun strategi peningkatan volume multilateral yang dicanangkan BBJ antara lain melakukan sosialisasi yang intens dan berkesinambungan kepada pelaku pasar bersama-sama dengan regulator.
Pihaknya juga giat menggencarkan promosi melalui media massa. Selain itu, BBJ akan meluncurkan produk baru yang dibutuhkan pasar. Kontrak baru tersebut yaitu Indonesia Government Bond Futures. Produk ini ditargetkan dapat diluncurkan pada kuartal I-2015. Kontrak baru lainnya adalah Pasar Fisik Teh yang akan menyapa investor pada semester II-2015.
Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menduga, tahun ini volume transaksi multilateral ada peluang untuk tumbuh. Tetapi pertumbuhannya masih akan menemui kendala yaitu kurangnya pemahaman calon nasabah terhadap produk transaksi multilateral.
Dari empat produk transaksi multilateral, produk kakao, kopi, dan olein memang lazim dimata nasabah industri dan institusi, namun masih asing untuk calon nasabah ritel. “Hanya emas yang paling dekat ke nasabah ritel,” kata Ariston.
Menurut Ariston, produk transaksi multilateral yang paling prospektif tahun ini adalah emas. “Calon nasabah ritel punya mindset bahwa emas korelasinya kuat dengan investasi,” kata dia.
Ariston menebak harga emas tahun ini kemungkinan akan stabil di US 1.200 per troi ons. Sedangkan untuk setahun harganya bisa bergulir di angka US$ 1.100 – US$ 1.300 per troi ons.
Senada dengan Bihar, Ariston menyarankan investor masuk kapan saja karena perdagangan berjangka bersifat dua arah. Misal, disaat harga sedang naik nasabah bisa ambil posisi beli terlebih dahulu, sedangkan jika turun nasabah bisa membuka di posisi jual. “Tidak ada waktu khusus atau momen tertentu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News