Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pasar sekunder obligasi ritel mulai ramai. Hal ini terjadi lantaran ada kecenderungan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan naik.
"Kalau suku bunga naik yang akan terimbas adalah obligasi (negara) dengan tenor panjang," ujar Fakhrul Aufa, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA).
Pasalnya, lanjut dia, ketika BI rate naik harga surat utang bertenor panjang merosot. Sehingga, investor institusi seperti dana pensiun, perusahaan asuransi dan manajer investasi memburu surat utang dengan tenor yang lebih pendek.
Salah satu yang diburu adalah obligasi ritel Indonesia (ORI) 010 yang terbit tahun lalu. Adapun, tenor dari ORI seri 010 ini adalah tiga tahun. "Memang, biasanya tranasksi obligasi tenor pendek akan ramai menjelang pengumuman BI Rate," kata Fakhrul.
Ia mencontohkan, transaksi per hari ORI 010 mengalami kenaikan 20% pada beberapa waktu belakangan ini. Nah, menurut dia, investor institusi tersebut pun kini mengantre untuk mendapatkan sukuk ritel (sukri) 006 yang akan diterbitkan pemerintah.
Sukri bertenor tiga tahun ini menawarkan imbal hasil hingga 8,75%. Para investor institusi ini bersiap untuk mengambil posisi demi menyeimbangkan portofolio investasinya. Namun, mereka harus menunggu satu bulan setelah penebitan.
Pasalnya, seperti halnya ORI, ada kebijakan wajib pegang satu bulan (one month holding) atas sukri seri SR-006 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News