kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Agen penjual mengalap berkah Sukri


Jumat, 14 Februari 2014 / 07:45 WIB
Agen penjual mengalap berkah Sukri
ILUSTRASI. cara kerja robot sapu.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tertarik berinvestasi di surat berharga syariah negara khusus investor ritel alias sukuk ritel (sukri)? Mulai hari ini (14/2), pemerintah resmi menawarkan instrumen bertajuk SR 006 ini. Masa penawaran akan berlangsung dua pekan hingga 28 Februari 2014.

Pemerintah kemungkinan membidik Rp 15 triliun-Rp 20 triliun dari penjualan SR 006. Imbalan atau kupon yang ditawarkan lumayan, lo, sebesar 8,75% per tahun.

Nah, jika ingin berinvestasi SR 006, Anda bisa mendatangi salah satu dari 28 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah. Beberapa bank penjual SR006 antara lain adalah The Hong Kong and Shanghai Corp. Ltd (HSBC), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA).

Untuk berinvestasi di instrumen investasi ini, investor harus merogoh kocek minimal Rp 5 juta dan  berlaku kelipatannya untuk pembelian di atasnya. Adapun batas maksimal pembelian sukri adalah Rp 5 miliar per investor.

Para agen penjual sudah menyiapkan sejumlah rencana agar bisa mencapai target yang dipatok pemerintah. Tengok saja Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Sekretaris Perusahaan BBRI, Muhammad Ali,  menyebutkan, pihaknya menargetkan penjualan SR 006 sesuai jatah dari pemerintah.

Sayang, ia belum mengungkapkan target tahun ini. Ia hanya menyatakan bahwa tahun lalu BBRI mampu menjual SR005 sebesar Rp 800 miliar atau sesuai target.

Demi menggaet investor, menurut Ali, BRI akan melakukan sosialisasi ke beberapa daerah yang potensial. Namun, ia enggan merinci daerah  yang dibidik.

Bank memang pantas mengejar target penjualan sukuk ritel ini. Sebab, dari penjualan produk ini, bank akan mendapatkan komisi serta pendapatan yang bersumber dari pendapatan nonbunga lainnya (fee based income).

Ali menambahkan, selain komisi dari jasa agen penjualan di pasar perdana,  "Kami juga bisa menawarkannya bagi existing nasabah BBRI," ujarnya.

BCA juga sudah siap-siap mengincar berkah serupa. Senior Manager BBCA, Tahir Saifudin, menyatakan, sama seperti perbankan lainnya, penjualan sukuk ritel ini bisa mempertebal pendapatan BCA. Selain itu, perusahaan ini juga mendapatkan komisi dari Kementerian Keuangan sebagai agen penjual.

Kerek fee based income

Tahun ini, BCA optimistis bisa menjual SR006 sesuai jatah dari pemerintah, yaitu Rp 1,4 triliun. "Tahun sebelumnya, kami bisa memenuhi target, bahkan sering lebih," kata Jahja Setiatmadja, Presiden Direktur BCA.

Tahir menambahkan, tahun lalu, pihaknya bisa menjual SR 005 senilai Rp 800 miliar. Nah, tahun ini, BBCA menyasar penjualan sukuk ritel bagi seluruh nasabah. "Terutama bagi segmen upper mass hingga ke atasnya," paparnya.

Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga turut menjajakan sukuk ritel ke nasabah prioritasnya di sekitar 15 kantor layanan prima (priority banking) atau BTN Prioritas. "Kami menargetkan bisa menjual Rp 350 miliar," ungkap Irman A. Zahiruddin, Direktur BTN.

Sebelumnya, BTN hanya menjadi agen turunan atau sub agen Danareksa Sekuritas yang bertindak sebagai agen penjual Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) seri 10 pada tahun lalu.

BTN akan roadshow ke sejumlah kota mulai pekan depan demi menggaet investor. Roadshow antara lain digelar di Malang, Pontianak, dan Jayapura. "Saat ini dilakukan bookbuilding untuk penjualan SR 006," ujarnya, Senin (10/2).

Sejumlah keuntungan bisa diperoleh investor apabila menggenggam sukuk ritel ini. Instrumen investasi ini relatif aman karena dijamin oleh pemerintah.

Selain itu, investor juga berpotensi memperoleh capital gain dari pergerakan kenaikan harga sukuk ritel di pasar sekunder. "Pajak atas imbal hasil instrumen investasi ini juga hanya 15%," ujar Irman.

Sebagai perbandingan, saat ini pajak bunga deposito sebesar 20% per tahun. Jadi, pajak imbal hasil sukuk ritel memang di bawah pajak bunga deposito.

Di luar perbankan, pemerintah juga menunjuk sejumlah perusahaan sekuritas sebagai agen penjual sukuk ritel seri SR 006. Ambil contoh, PT Mandiri Sekuritas yang menargetkan dana sekitar Rp 1 triliun dari penjualan sukuk ritel ini.
 
PT Danareksa Sekuritas juga menjadi agen penjual sukuk ritel seri SR 006. Cuma, Yudistira Slamet, Assistant Vice President Head of Debt Research Danareksa Sekuritas, tidak menyebut target penjualan sukuk ritel di Danareksa.

Yang jelas, imbalan sukuk ritel sebesar 8,75% sudah sesuai dengan permintaan Danareksa kepada pemerintah agar kupon sukuk ritel bisa dikisaran 8,5% hingga 9%.  "Instrumen ini cukup menarik bagi investor sehingga permintaan akan cukup tinggi," ujar Yudistira. Dus, selamat berburu sukuk ritel.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×