kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor domestik menguat, ini dampaknya ke pasar saham


Rabu, 14 Oktober 2020 / 07:35 WIB
Investor domestik menguat, ini dampaknya ke pasar saham


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun investor asing konsisten mencatatkan aksi jual bersih atau net sell. Mengutip RTI Business, net sell  di bursa mencapai Rp 51,93 triliun secara year to date (ytd).

Sementara investor asing konsisten mencatatkan net sell, investor pasar saham domestik cenderung menyerap saham-saham yang dilepas asing. Penyerapan ini semakin optimal dengan jumlah investor domestik yang terus bertumbuh sepanjang tahun.

Mengutip data terakhir dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pertumbuhan Nomor Tunggal Identitas Pemodal  atau Single Investor Identification (SID) per akhir Agustus 2020 lebih tinggi dibanding akhir tahun lalu.

Baca Juga: IHSG berpeluang naik lagi pada Rabu (14/10), cermati saham-saham berikut ini

Jumlah investor pasar modal bertumbuh hingga 26,27% menjadi 3,13 juta SID. Sementara, pertumbuhan jumlah investor pasar saham yang tercermin dari investor C-BEST mencapai 19,42% menjadi 1,32 juta SID.

Asal tahu saja, 98,9% dari jumlah investor pasar saham merupakan investor lokal, sebesar 1,10% sisanya investor asing. Sementara itu, sebesar 98,78% dari jumlah investor pasar saham didominasi oleh investor individu. Adapun 1,22% lainnya adalah investor institusi.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo menjelaskan, pertumbuhan SID masih baik di tengah bayang-bayang pandemi Covid-19. Bahkan, peningkatannya sudah mencapai dua digit.

"Kenaikan investor ritel secara umum menggambarkan kondisi yang resilience," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/10).

Ia mengamati, pertumbuhan SID investor pasar saham dipicu investor atau calon investor yang memanfaatkan momentum time to buy  karena indeks harga saham gabungan (IHSG) tengah terkoreksi. Asal tahu saja, sejak awal tahun IHSG sudah melorot hingga 18,52%.

Di sisi lain, pertumbuhan SID menunjukkan adanya peningkatan literasi mengenai pasar modal. Ini tidak lepas dari edukasi mengenai pasar modal yang tetap berjalan dengan baik dan efisien secara daring di tengah pandemi Covid-19.

Ke depan, Uriep memperkirakan jumlah investor pasar saham domestik masih akan meningkat. Walau begitu, KSEI tidak membidik taget pertumbuhan tertentu hingga akhir tahun ini. Pihaknya akan lebih fokus pada pelayanan, infrastruktur, serta kemudahan membuka dalam membuka rekening.

Baca Juga: Analis ini rekomendasikan buy saham SCMA, ini alasannya

Terkait SID, komitmen ini diwujudkan KSEI melalui bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan validasi data investor.

Integritas data menurutnya diperlukan untuk pengawasan dan pengembangan investor pasar modal di Indonesia.

Dampak ke pasar saham

Uriep tidak memungkiri, dominasi investor ritel domestik akan berdampak pada pasar saham. Sebab, investor ritel domestik cenderung trading di pasar saham. Sementara investor asing cenderung berinvestasi dalam jangka waktu yang lebih panjang atau long term.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, kecenderungan trading akan membuat pergerakan saham cenderung fluktuatif. Di sisi lain, pasar saham berpotensi didominiasi dengan transaksi saham-saham berkapitalisasi pasar yang tidak begitu besar.

" IHSG masih menarik, akan tetapi saat ini diperkirakan pergerakannya lebih kepada jangka pendek ke menengah saja," jelas Herditya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (13/10).

Walau begitu, ia tidak menutup kemungkinan adanya investasi jangka panjang yang dapat terjadi di emiten-emiten berkapitalisasi besar.

Baca Juga: Berprospek menarik, begini rekomendasi analis untuk saham-saham tambang nikel

Sementara itu, Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menjelaskan, dominasi investor pasar saham domestik bisa menopang IHSG berada di zona hijau meski investor asing terus mencatatkan net sell.

Seperti yang terjadi enam bulan terakhir, net sell mencapai Rp 41,91 triliun, di sisi lain IHSG masih bergerak menguat 16,27%. Menurut Wisnu, peningkatan investor domestik menjadi salah satu faktor HSG masih berada di zona hijau.

Di sisi lain, investor domestik mendominasi pasar saham menurutnya menjadi pertanda baik, sebab semakin banyak masyarakat menjadikan saham sebagai alternatif investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×