kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Investor bernyali, emas jadi lunglai


Jumat, 27 Januari 2017 / 08:20 WIB
Investor bernyali, emas jadi lunglai


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pelaku pasar kembali bernyali dalam menempatkan investasinya di aset-aset berisiko. Dana dari aset safe haven pun mulai ditarik. Alhasil, harga aset safe haven merosot, termasuk emas.

Analis SoeGee Futures Alwi Assegaf bilang, harga emas terus tertekan dalam tiga sesi perdagangan terakhir. Koreksi dipicu penguatan pada bursa saham Wall Street.

Sekadar info, indeks Dow Jones Industrial (DJI) ditutup menembus 20.000. "Ini menunjukkan adanya minat investor pada aset berisiko sehingga meninggalkan safe haven seperti emas," ujar Alwi.

Di samping itu, harga emas sudah naik signifikan. Awal pekan ini, emas berada di posisi US$ 1.218,5 per ons troi, atau angka tertinggi sejak November 2015. "Aksi profit taking dan risk appetite mengikis harga emas," lanjut Alwi.

Kemarin (26/1), per pukul 15.30 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2017 di Commodity Exchange melemah 0,15% ke US$ 1.196 per ons troi. Dalam sepekan terakhir, emas tergerus 0,69% .

Pelaku pasar sebenarnya masih fokus mencermati isu yang berkembang di Amerika Serikat (AS). Pasar berharap Presiden AS Donald Trump memenuhi janjinya saat kampanye.

Di antaranya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menambah stimulus fiskal. Sejak dilantik, sudah ada beberapa keputusan yang ditandatangani Trump, termasuk percepatan kajian lingkungan bagi proyek infrastruktur. Trump juga telah memerintahkan Menteri terkait mengkaji peraturan yang dapat mempercepat izin usaha.

Hal tersebut menimbulkan optimisme jika Trump akan memenuhi janji-janjinya. Jika penguatan saham berlanjut, peluang harga emas kembali menguat kian sulit. Minat investor terhadap ETF emas, seperti SPDR Gold Trust, juga menurun.

Tapi, Alwi menilai pelemahan harga emas saat ini hanya sekadar profit taking. Pasalnya, kebijakan proteksionis Trump dapat memicu pelemahan the greenback.

Bila dollar AS melemah, maka harga emas akan rebound. Faktor kenaikan suku bunga The Fed juga mempengaruhi harga emas. "The Fed yang sebelumnya berpandangan hawkish akhir-akhir ini cenderung melunak," papar Alwi.

 Hal ini memberi sentimen positif pada harga emas. Tetapi jika The Fed kembali mengindikasikan kenaikan suku bunga agresif, harga emas dapat tertekan kembali.

Dampak data

AS Kini pelaku pasar masih mencari katalis baru yang dapat mengangkat harga emas. Sentimen positif jangka pendek berasal dari permintaan emas fisik selama perayaan Imlek sepekan ke depan.

Alwi memprediksi suku bunga The Fed belum akan naik di kuartal I-2017. Ini memberi tambahan tenaga bagi harga emas. Terlebih Trump menyatakan, penguatan dollar AS akan menimbulkan masalah bagi ekonomi negeri Paman Sam.

Alwi memprediksi kenaikan harga emas di kuartal I-2017 berkisar US$ 1.150-US$ 1.250 per ons troi. Proyeksi serupa juga disampaikan Nanang Wahyudin, analis Finex Berjangka. "Pada kuartal pertama, emas akan bergerak di kisaran US$ 1.150-US$ 1.250 per ons troi. Tren pergerakan harga tergantung dari pernyataan The Fed pekan depan," papar dia.

Sekadar mengingatkan, pekan depan The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter serta memberi pandangan mengenai prospek ekonomi. "Level psikologis harga emas ada di US$ 1.250 per ons troi. Untuk melanjutkan penguatan, emas harus didukung faktor yang cukup signifikan," lanjut Nanang.

Tahun lalu, harga emas di pertengahan tahun berkat sentimen positif kekhawatiran global akibat rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Tapi kini, kekhawatiran pasar proses tersebut akan menjadi hard Brexit mulai mereda.

Dalam jangka pendek, pelaku pasar akan mencermati data penting dari AS, seperti klaim pengangguran mingguan serta pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 yang akan dirilis pekan ini.

Klaim pengangguran AS di pekan ketiga Januari diprediksi naik ke angka 247.000 dari sebelumnya 234.000. Sedangkan ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 2,1%, turun dari kuartal sebelumnya, yakni 3,5%.

Secara teknikal, Alwi melihat harga emas bergulir di bawah moving average (MA) 10 namun di atas MA55. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif.

Relative strength index (RSI) naik di level 53. Tetapi stochastic menunjukkan potensi dead cross di level 62 dan 79.

Alwi memprediksi harga emas hari ini (27/1) melemah dan bergerak pada kisaran US$ 1.187,65-US$ 1.209,68 per ons troi. Sepekan ke depan harga diprediksi bergerak antara US$ 1.176,95-US$ 1.219,97 per ons troi.

Sedang menurut hitungan Nanang, harga emas akhir pekan ini akan bergerak antara US$ 1.183-US$ 1.208 per ons troi. Harga akan bergerak antara US$ 1.170-US$ 1.219 per ons troi dalam sepekan ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×