CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Investor berburu SUN benchmark tahun depan


Selasa, 23 Juni 2015 / 17:47 WIB
Investor berburu SUN benchmark tahun depan


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Investor memburu Surat Utang Negara (SUN) sebagai seri calon benchmark tahun depan. Seri ini diperkirakan masih akan diburu investor selama tingkat inflasi dan fundamental ekonomi Indonesia cukup stabil.

Mengutip laman resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, hasil lelang SUN pada Selasa (23/6) menunjukkan minat investor memburu seri calon benchmark. Lelang ini menawarkan satu seri SPN dan 4 seri kupon tetap (Fixed Rate/FR).

Dua diantara empat seri FR merupakan seri non-benchmark 2015 yakni FR0053 (tenor 6 tahun) dan FR0056 (tenor 11 tahun). Kedua seri inilah yang diprediksi tengah disiapkan pemerintah untuk menjadi seri benchmark pada tahun 2016 mendatang.

Seri FR0056 bahkan mendapat total penawaran tertinggi yakni Rp 16,49 triliun yang akhirnya dimenangkan pemerintah Rp 4,9 triliun. Sedangkan seri FR0053 berada di peringkat ketiga tertinggi dengan total penawaran Rp 8,22 triliun dan dimenangkan pemerintah hingga Rp 7,4 triliun.

Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan investor memang tengah mengambil posisi untuk akumulasi pembelian SUN seri calon benchmark. Tujuannya agar dana investasi tetap berada di instrumen yang paling likuid. “Di samping itu harga seri-seri ini relatif masih stabil di pasar sekunder,” papar Desmon.

Adapun total penawaran yang masuk pada lelang ini mencapai Rp 40 triliun atau 3 kali lipat lebih dari target indikatif yang senilai Rp 12 triliun. Pemerintah sendiri akhirnya memenangkan sebesar Rp 18 triliun.

Desmon mengatakan pemerintah tengah memanfaatkan penawaran yang tinggi untuk memenuhi target penerbitan SUN semester I. “Di samping itu tingkat yield sudah mulai turun dibanding beberapa pekan sebelumnya sehingga cost of fund pemerintah tidak begitu mahal,” tambah Desmon.

Total penawaran yang masuk hingga Rp 40 triliun tersebut, menurut Desmon juga disebabkan kemungkinan peralihan dana dari pasar saham ke pasar obligasi. Menurutnya pasar obligasi mulai menarik mengingat kini tren yield mulai menurun sehingga ada ekspektasi tren ini terus berlanjut.

Lanjut Desmon, investor akan terus masuk pasar obligasi dan buru seri calon benchmark asalkan tingkat inflasi masih sesuai ekspektasi dan terdapat perbaikan pada fundamental ekonomi domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×