Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Aksi profit taking melanda pasar obligasi. Pada pukul 11.00 WIB di hari Jumat (24/8) menjelang akhir pekan, harga beberapa seri acuan obligasi pemerintah kembali koreksi cukup dalam.
Harga surat utang seri FR0058 bertenor 20 tahun terperosok menjadi 116. Padahal penutupan kemarin malam, harga FR0058 masih di posisi 117,25.
Sedangkan seri SUN tenor pendek 5 tahun, FR0060, juga terkoreksi namun lebih sedikit. Harganya turun ke 102,75 dari 102,9 di penutupan kemarin malam (23/8).
Analis Treasury Bank negara Indonesia (BNI), Raditya Ariwibowo menjelaskan, pada perdagangan kemarin sebenarnya banyak aksi beli untuk memanfaatkan likuiditas pasca libur panjang. Namun sayangnya, di tengah hari setelah harga cukup naik, investor berbalik arah. Mereka melakukan aksi profit taking atau merealisasikan keuntungan.
Raditya melihat aksi profit taking khususnya oleh investor asing dilakukan seiring kondisi Eropa yang kembali negatif. Ini menyebabkan penurunan harga obligasi.
"Hari ini pasar obligasi diprediksi bergerak di kisaran yang kurang lebih sama seperti kemarin. BI diprediksi akan masuk ke pasar membeli beberapa obligasi guna menopang pasar jika tiba-tiba terjadi penjualan yang cukup signifikan oleh investor asing," ungkap Raditya kepada KONTAN, Jumat (24/8).
Namun pekan depan, Raditya memperkirakan harga SUN berpotensi naik lagi setelah lelang. "Apalagi lelang SUN kali ini dimeriahkan oleh penerbitan satu seri baru," tambahnya. Harga obligasi tenor pendek diperkirakan naik 0,5%-0,75% setelah lelang. Sedangkan tenor panjang diperkirakan naik 1%-2% setelah lelang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News