kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perdagangan obligasi di pasar sekunder masih lesu


Kamis, 23 Agustus 2012 / 15:30 WIB
Perdagangan obligasi di pasar sekunder masih lesu
ILUSTRASI. Gedung bank mandiri Pho KONTAN/Achmad Fauzie/29/01/2015


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasar sekunder obligasi masih lesu setelah libur panjang Lebaran. Hal itu tercermin pada harga sejumlah Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark yang terkoreksi untuk semua tenor sampai perdagangan sesi pertama tadi. Hanya SUN seri FR0061 dengan tenor 10 tahun yang mengalami penguatan harga sebesar 6,48 basis poin (bps).

Kondisi itu menyebabkan Government Bond Index (GBIX)-Clean Price Index, acuan harga obligasi Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) kembali mencatatkan penurunan tipis 0,3378 poin atau turun 0,26% ke posisi 131,0143 dari penutupan sebelumnya di level 131,3521 per 16 Agustus.

Penurunan juga terlihat pada GBIX-Total Return Index, acuan return IBPA yang melemah sebanyak 0,2026 poin atau 0,11% ke posisi 183,6574 dari penutupan hari sebelumnya 183,8599 per 16 Agustus.

Sebaliknya, tingkat yield mencatatkan kenaikan. Hal itu terlihat dari GBIX-Effective Yield Index, yaitu yield acuan IBPA, yang naik sebesar 0,6% ke level 6,1235 dari penutupan hari sebelumnya di level 6,0848 untuk periode yang sama.

Jika dirata-rata, tingkat yield SUN secara umum menunjukkan kenaikan. Misalnya saja, yield SUN bertenor pendek (1 tahun-4 tahun) rata-rata naik sebesar 7,9 bps, yield SUN tenor menengah (5 tahun-7 tahun) naik sebesar 3,0 bps, dan yield SUN bertenor panjang (8 tahun-30 tahun) naik sebesar 2,7 bps. Kurva yield terlihat melebar dengan selisih yield benchmark yang diwakili oleh tenor 10 tahun -2 tahun menjadi 82 bps dari 76 bps di penutupan midday akhir pekan sebelum libur kemarin, yang menjadi indikasi penurunan harga.

Sekretaris Perusahaan IBPA, Tumpal Sihombing melihat, adanya kemungkinan quntitative easing tahap 3 (QE3) oleh bank sentral AS belum direspon positif oleh pelaku pasar obligasi domestik, walaupun porsi asing terlihat meningkat.

Sedangkan di pasar saham global dan bursa komoditas terlihat menguat pasca gembar-gembor QE3. "Kebijakan QE3 diharapkan akan mempercepat pemulihan ekonomi AS yang akhir-akhir ini kembali terindikasi melemah," jelas Tumpal, Kamis (23/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×