kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Investor asing berburu SBN tenor pendek


Senin, 21 September 2020 / 21:57 WIB
Investor asing berburu SBN tenor pendek
ILUSTRASI. Kepemilikan asing di SBN tenor di bawah 1 tahun meningkat jadi 6,8% per 9 September.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) pada tenor pendek meningkat. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), kepemilikan asing di SBN tenor di bawah 1 tahun meningkat jadi 6,8% per 9 September. Porsi tersebut jadi yang paling tinggi selama lima tahun terakhir. 

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie mengatakan permintaan pada tenor pendek meningkat karena ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi di tengah pandemi. Tenor pendek investor buru karena memiliki keuntungan, yaitu dapat lebih mudah dilikuidasi. "Tenor pendek lebih cepat jatuh temponya jadi lebih cepat cair," kata Roby, Jumat (18/9). 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto memproyeksikan selama ketidakpastian pasar keuangan akibat pandemi masih terjadi, maka tren minat pada tenor pendek akan terus meningkat. 

Di satu sisi, kepemilikan asing di tenor panjang atau di atas 10 tahun justru meningkat dari 34,8% di akhir tahun lalu menjadi 37,5% per 9 September. Roby mengamati tenor panjang kerap dijadikan alternatif bagi investor dalam mempertahankan yield yang diperoleh sebelum adanya pandemi. Untuk sebagian investor saat ini tengah mengalami risiko reinvestasi, yaitu sulit mendapatkan instrumen dengan yield tinggi di tengah tren penurunan yield akibat aksi quantitative easing bank sentral. 

Baca Juga: Pemerintah cari untung dari penempatan dana di Himbara, ini penjelasan Sri Mulyani

Roby mengatakan bagi investor yang melakukan jual beli SBN secara aktif (trading) maka mereka cenderung memilih tenor pendek. Sedangkan, bagi investor yang tujuannya investasi jangka panjang maka mereka tetap masuk ke tenor panjang didukung yield yang lebih tinggi. 

Ramdhan mengatakan investor domestik seperti dana pensiun dan asuransi juga gemar memburu SBN bertenor panjang untuk mengejar yield tinggi. 

Secara umum, Ramdhan memproyeksikan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor acuan masih berpotensi turun ke 6,7% di akhir tahun. Ramdhan yakin karena potensi asing untuk kembali masuk ke pasar obligasi dalam negeri masih terbuka.

Jika asing kembali masuk maka yield bisa menurun dan capital gain tenor panjang tentunya akan lebih tinggi dari tenor pendek. Namun, kembali lagi, volatilitas yang meningkat membuat likuiditas pasar lebih banyak masuk ke tenor pendek.

Baca Juga: Tahan suku bunga acuan di level 4%, Gubernur BI ungkap alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×