Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (27/3) investor asing melanjutkan aksi beli bersih saham (net buy) hingga Rp 221,32 miliar. Net buy ini menyusul aksi beli bersih Rp 662,26 miliar pada Kamis (26/3).
Aksi net buy selama dua hari ini terjadi setelah sejak awal tahun investor asing cenderung mencatatkan aksi jual bersih saham atau net sell. Asal tahu saja, selama sepekan terakhir asing masih mencatatkan net sell hingga Rp 505,09 miliar. Terhitung sejak awal tahun, IHSG mencatatkan net sell Rp 9,96 triliun.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengamati investor asing kembali masuk ke pasar karena harga saham-saham memang sudah terdiskon. Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sudah terkoreksi begitu dalam. IHSG masih tercatat turun 27,84% secara year to date.
"Secara teknikal indeks sempat breakdown support 4.033 dan setelah itu tidak jadi atau biasa disebut false breakdown," jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3). Selain faktor teknikal, Sukarno melihat adanya insentif dari pemerintah untuk perusahaan yang terkena dampak penyebaran Covid-19 menjadi setimen pendorong lainnya.
Baca Juga: Penguatan IHSG dua hari ini dinilai hanya euforia
Dari global, pasar tampak lebih percaya diri karena stimulus yang diberikan memicu penguatan jangka pendek. Pada penutupan pedagangan Kamis (27/3), indeks Dow Jones terlihat masih menghijau hingga 6,38%.
Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengamati, sentimen global menjadi pendorong pasar yang menghijau. Quantitative easing (QE) versi ketiga yang dilakukan oleh The Fed dengan pembelian obligasi korporasi, US Treasury dan efek beragun KPR memberikan kelonggaran likuiditas dolar AS di pasar.
Walaupun investor asing sudah mencatatkan net buy selama dua hari, Janson melihat selama bursa berada di bawah level 5.350, IHSG masih rentan untuk terkoreksi terkoreksi hingga di bawah 4.000. Ini karena penyesuaian PER. "Untuk merefleksikan penurunan EPS growth yang sebesar 30% hingga 50%," kata Janson.
Baca Juga: Penguatan IHSG selama dua hari berturut-turut diprediksi hanya sementara saja
Hal serupa disampaikan oleh Sukarno, dia melihat aksi net buy ini hanya sesaat. Sebab sentimen-sentimen pendorongnya bersifat jangka pendek. Sementara penyebaran Covid-19 yang menjadi pemberat utama terus meluas dan masih mengkhawatirkan pasar.