kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Investasi sesuai kebutuhan


Sabtu, 14 September 2013 / 09:14 WIB
Investasi sesuai kebutuhan
ILUSTRASI. NASA: Asteroid Berpotensi Berbahaya Melewati Bumi Hari Ini (28 April)


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Berprofesi sebagai manajer investasi membuat Michael Tjoajadi, Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia paham betul cara memilih instrumen yang tepat. Tapi, Michael tidak menebar investasinya pada banyak macam portofolio. Ia selektif memilih instrumen investasi sesuai dengan kebutuhan.

Mulanya, Michael tertarik pada saham. Ia mulai berinvestasi di pasar modal pada tahun 1990. Kala itu, pilihan investasi belum marak seperti saat ini. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki, bapak dua anak ini hanya mengoleksi beberapa saham.

Selanjutnya, ia melirik obligasi pemerintah berupa obligasi negara ritel (ORI). Michael pernah menjadi investor setia untuk ORI003 dan ORI004. Ia memegang instrumen ini hingga jatuh tempo. Begitu ORI miliknya jatuh tempo, Michael menggunakan uang tersebut untuk membeli properti.

Selain rumah tinggal, Michael memiliki sebidang tanah di daerah Maumere, Nusa Tenggara Timur. Pilihan Maumere karena tempat ini merupakan kampung halaman sang istri. Selain sebidang tanah, ia juga mempunyai apartemen di Jakarta.

Menurut dia, tujuan investasi di properti untuk jangka panjang. Michael sudah merancang, nantinya, ia berencana pindah ke apartemen jika anak-anaknya sudah kuliah di luar negeri. Sementara rumah yang ia huni saat ini akan disewakan.

Portofolio investasi Michael yang lain adalah reksadana. Sejak 1996, ia mulai berinvestasi pada reksadana saham. Pertimbangan reksadana saham lantaran untuk tujuan jangka panjang. Prinsipnya, investasi harus sesuai dengan kebutuhan dan tidak boleh diganggu keperluan lain.

Baginya yang tidak memiliki usaha, hasil investasi dapat dipetik saat pensiun. "Saya mulai membeli reksadana saham dan mengakhiri investasi di saham. Setiap bulan, saya sisihkan," tutur Michael.

Malang-melintang di dunia pasar modal tidak selalu membawa kemujuran bagi Michael. Ia merasakan periode untung dan rugi saat bermain saham. Penggemar olahraga golf ini mengaku dirinya tergolong tipe investor moderat.

Portofolio investasinya tidak terlalu banyak, dan pilihannya untuk jangka panjang. Michael beranggapan, investasi tidak perlu dicek setiap hari. Dengan konsistensi dalam berinvestasi, ia percaya akan mendatangkan hasil.

Pria kelahiran 47 tahun lalu ini menyarankan bagi investor pemula untuk segera memulai berinvestasi sejak memiliki penghasilan. Investasi bisa dimulai sesuai dengan penghasilan. Ia mengingatkan untuk menambah investasi saat penghasilan bertambah. Setidaknya, 35% dari penghasilan harus disisihkan untuk masa depan dan persiapan pensiun.

Tapi, kata Michael, investasi terpenting dalam hidup adalah pendidikan. Dia percaya bahwa pendidikan dapat mengubah kualitas hidup seseorang. Ia optimistis, pendidikan dapat mengantarkan seseorang menuju pencapaian finansial yang lebih baik.

Bergelut pada bisnis pengelolaan dana masyarakat tentu membuatnya menghargai uang. Baginya, uang merupakan sarana pelengkap hidup. Dengan uang, manusia dapat melakukan aktivitas hidup.

Namun tidak sebatas itu, Michael juga memiliki kepekaan sosial. Dalam melakukan kegiatan sosial ini, Michael mengaku menyiapkan anggaran khusus.

Sejauh ini, Michael belum membagi pengetahuan investasinya kepada anak-anak. Ia menginginkan kedua anaknya fokus menimba ilmu.
Anak sulung Michael saat ini duduk di bangku SMA kelas I. Sementara anak bungsunya masih kelas 2 SMP. Dirinya sangat concern pada pendidikan sehingga menargetkan kedua anaknya menempuh pendidikan minimal ke jenjang S2.

Membuka program beasiswa S2

Michael sudah mempersiapkan masa pensiunnya meski masih delapan tahun lagi. Ia telah merencanakan beberapa hal, antara lain mendirikan sekolah di daerah tertinggal dan mengajar.

Kecintaannya pada dunia pendidikan mulai dirasakan saat menjadi dosen tamu di beberapa universitas. Menurut rekannya, Michael cocok menjadi pengajar karena dapat menjabarkan materi dengan gaya penyampaian yang mudah dimengerti. 

Seiring banyaknya undangan yang menghadirkan Michael sebagai pembicara, ia merasa kepiawaiannya kian terasah. Kini, Michael menyalurkan dua beasiswa setiap tahun kepada siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan S2. Dia memberi syarat bahwa penerima beasiswa harus berkomitmen memberikan beasiswa yang sama pada lima tahun mendatang.

Menurut dia, memberikan beasiswa pada sarjana dapat lebih cepat hasilnya ketimbang memberi bantuan pendidikan kepada siswa SD. "Jika saya memberikan beasiswa S2 dan nanti penerima beasiswa akan melakukan hal yang sama kepada orang lain, semakin tumbuh kualitas hidup yang lebih baik," jelas Michael.

Dengan demikian, lanjut Michael, penerima beasiswa dapat lebih bermanfaat bagi keluarganya. Dia sudah dua tahun menjalankan program ini. Ia mengajak rekan-rekannya untuk berpartisipasi pada program yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×