kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Intraco bidik bisnis alat berat tumbuh 40%


Minggu, 10 September 2017 / 23:25 WIB
Intraco bidik bisnis alat berat tumbuh 40%


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - PT Intraco Penta Tbk (INTA) masih mengandalkan lini usaha alat berat sebagai pendorong kinerja perusahaan hingga akhir tahun nanti. Sektor tambang terdongkrak kenaikan harga komoditas, sehingga bisnis alat berat turut diuntungkan.

Kamis (8/9), harga komoditas masih terus menanjak. HSBC dan Macquarie Bank juga merevisi naik (upgrade) proyeksi harga saham komoditas tambang dengan kenaikan rata-rata 3%-8% hingga kontrak 2019 nanti.

Melihat proyeksi harga komoditas tambang oleh HSBC, upgrade terbesar pada komoditas bijih besi (iron ore), baja, dan tembaga. Sementara itu, perubahan terkecil pada komoditas aluminium, nikel, serta batubara (coking dan thermal).

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyebut, selain menguntungkan emiten tambang, upgrade proyeksi harga komoditas juga mempengaruhi kinerja emiten pengangkutan. “Ini akan cukup bagus, mungkin tidak hanya untuk batubara, pengangkutan juga mungkin akan diuntungkan,” ucapnya, Kamis (8/9).

Terbukti, INTA sebagai salah satu emiten yang bergerak di sektor pengangkutan mengandalkan lini bisnis alat berat. “Hingga akhir tahun pendorong bisnis masih alat berat. Kan tambang lagi seksi jadi kami lagi laris,” ujar Investor Relations Strategist INTA Ferdinand D, Kamis (8/9).

Ferdinand bilang, sejak pertengahan 2016, perusahaan telah merasakan manisnya pengaruh pertumbuhan sektor tambang terhadap kinerja perusahaan. Tahun ini pun, INTA menargetkan pertumbuhan bisnis alat berat bisa melebihi 40% yoy.

Adapun hingga Juli 2017, penjualan INTA di sektor alat berat di luar spare part mencapai Rp 615,7 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode sama tahun lalu yakni Rp 351,6 miliar. Dihitung jumlah unit, hingga Juli 2017 INTA sudah menjual 319 unit alat berat.

Adapun target pertumbuhan revenue INTA tahun ini sebesar 20% yoy. Tahun lalu, INTA mengantongi pendapatan Rp 1,51 triliun. Dengan demikian, tahun ini INTA menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp 1,81 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×