kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Intraco bidik bisnis alat berat tumbuh 40%


Minggu, 10 September 2017 / 23:25 WIB
Intraco bidik bisnis alat berat tumbuh 40%


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - PT Intraco Penta Tbk (INTA) masih mengandalkan lini usaha alat berat sebagai pendorong kinerja perusahaan hingga akhir tahun nanti. Sektor tambang terdongkrak kenaikan harga komoditas, sehingga bisnis alat berat turut diuntungkan.

Kamis (8/9), harga komoditas masih terus menanjak. HSBC dan Macquarie Bank juga merevisi naik (upgrade) proyeksi harga saham komoditas tambang dengan kenaikan rata-rata 3%-8% hingga kontrak 2019 nanti.

Melihat proyeksi harga komoditas tambang oleh HSBC, upgrade terbesar pada komoditas bijih besi (iron ore), baja, dan tembaga. Sementara itu, perubahan terkecil pada komoditas aluminium, nikel, serta batubara (coking dan thermal).

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyebut, selain menguntungkan emiten tambang, upgrade proyeksi harga komoditas juga mempengaruhi kinerja emiten pengangkutan. “Ini akan cukup bagus, mungkin tidak hanya untuk batubara, pengangkutan juga mungkin akan diuntungkan,” ucapnya, Kamis (8/9).

Terbukti, INTA sebagai salah satu emiten yang bergerak di sektor pengangkutan mengandalkan lini bisnis alat berat. “Hingga akhir tahun pendorong bisnis masih alat berat. Kan tambang lagi seksi jadi kami lagi laris,” ujar Investor Relations Strategist INTA Ferdinand D, Kamis (8/9).

Ferdinand bilang, sejak pertengahan 2016, perusahaan telah merasakan manisnya pengaruh pertumbuhan sektor tambang terhadap kinerja perusahaan. Tahun ini pun, INTA menargetkan pertumbuhan bisnis alat berat bisa melebihi 40% yoy.

Adapun hingga Juli 2017, penjualan INTA di sektor alat berat di luar spare part mencapai Rp 615,7 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode sama tahun lalu yakni Rp 351,6 miliar. Dihitung jumlah unit, hingga Juli 2017 INTA sudah menjual 319 unit alat berat.

Adapun target pertumbuhan revenue INTA tahun ini sebesar 20% yoy. Tahun lalu, INTA mengantongi pendapatan Rp 1,51 triliun. Dengan demikian, tahun ini INTA menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp 1,81 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×