kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,25   -8,11   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip strategi reksadana Prospera Obligasi Plus yang unggul dari kinerja rata-rata


Kamis, 11 April 2019 / 20:46 WIB
Intip strategi reksadana Prospera Obligasi Plus yang unggul dari kinerja rata-rata


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komposisi portofolio dari reksadana Prospera Obligasi Plus milik Prospera Asset Management cukup unik karena memiliki efek berupa saham. Meski porsi sahamnya tidak besar, reksadana berjenis pendapatan tetap ini berhasil catatkan kinerja di atas rata-rata.

Berdasarkan fund fact sheet per Februari, alokasi aset pada reksadana ini tersebar 80,24% ke obligasi pemerintah, 14,43% pada saham, 3,66% pada pasar uang dan 1,67% pada obligasi korporasi BUMN infrastruktur.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, reksadana ini diracik lengkap memiliki semua aset karena ingin memberikan imbal hasil investasi optimal melalui investasi pada efek bersifat surat utang, pasar uang dan ditambah sedikit porsi saham.

"Ketentuan reksadana pendapatan tetap adalah minimal 80% dalam efek fixed income, jadi porsi 19,99% bisa dan kami pilih ke efek saham," kata Eric, Selasa (26/3).

Strategi dalam memilih saham yang Eric lakukan adalah berinvestasi pada emiten yang diperdagangkan di bawah nilai wajar sehingga bisa mencari potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.

Berdasarkan data Infovesta Utama per Selasa (10/4), reksadana ini berhasil berkinerja 3,58% dalam satu tahun terakhir. Kinerja tersebut jauh mengungguli kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index yang sebesar 0,48% di periode yang sama.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan, pendorong utama reksadana ini bisa berkinerja tinggi tetap berasal efek obligasi yang porsinya memang lebih besar dari pada saham. Hanya saja, tak dipungkiri meski porsi efek saham di reksadana ini kecil, ketika pasar saham bullish tentu kinerja reksadana ini akan sedikit lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap lainnya. "Tetap yang berperan porsi efek yang mendominasi, yaitu obligasi," kata Edbert, Rabu (27/3).

Eric menjelaskan, reksadana ini fokus di obligasi pemerintah dengan tenor yang disesuaikan dengan target durasi portofolio yang ingin dicapai. "Saat ini kami fokus di seri benchmark tenor lima dan 10 tahun karena katalis positif penurunan suku bunga AS dan Indonesia menguntungkan seri tenor tersebut," kata Eric.

Sementara, reksadana ini juga memiliki porsi di obligasi korporasi, Eric mengatakan obligasi korporasi yang dipilih adalah obligasi BUMN infrastruktur dengan rating minimal BBB.

Edbert memproyeksikan, ke depan pasar obligasi akan berkinerja positif seiring dengan suku bunga AS yang tidak akan naik di tahun ini bahkan berpotensi turun di akhir tahun. Dengan begitu, suku bunga BI juga berpotensi melakukan hal serupa, yaitu menurunkan suku bunga acuan di semester II. Bila hal tersebut terjadi, maka prospek obligasi pemerintah akan lebih baik.

Senada, Eric mengatakan prospek kinerja reksadana pendapatan tetap akan jauh lebih baik di tahun ini, karena ia memperkirakan suku bunga acuan BI berpotensi turun atau minimal tetap. Eric memproyeksikan kinerja reksadana ini bisa tumbuh 9%-10% di akhir tahun.

Edbert menambahkan reksadana pendapatan tetap ini menarik untuk dimiliki oleh profil investor konservatif hingga moderat karena porsi saham tidak besar. Namun, investor harus menyadari dengan adanya porsi saham yang bergerak lebih fluktuatif maka otomatis risiko pada reksadana ini sedikit lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap lainnya yang tidak memiliki porsi saham.

Per Februari 2019 reksadana ini memiliki dana kelolaan sebesar Rp 60,41 miliar. Eric memproyeksikan di akhir tahun dana kelolaan bisa tumbuh ke Rp 85 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×