Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Skybee Tbk (SKYB) resmi berganti nama pada pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak kemarin, Selasa (9/4). Emiten yang sahamnya masih dalam suspensi BEI ini beralih nama menjadi PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk. Emiten ini tetap menggunakan kode saham SKYB.
Dalam pengumuman bursa, BEI mengungkapkan bahwa perubahan nama Skybee menjadi Northcliff Citranusa telah memperoleh persetujuan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 15 Maret 2019 tentang persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan terbatas PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk.
Dalam keterbukaan informasi Senin (8/4), Northcliff Citranusa mengumumkan rencana penyelenggaraan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 Mei 2019 mendatang.
Dalam RUPSLB, Northcliff Citranusa mengagendakan perubahan susunan direksi. Wahyu Mulyana, Direktur Utama SKYB mengungkapkan bahwa agenda RUPST terdiri dari persetujuan laporan tahunan 2018 dan pengesahan laporan keuangan, penetapan penggunaan laba bersih 2018, penunjukan akuntan publik untuk audit laporan keuangan 2019, serta penetapan honorarium anggota dewan komisaris dan dewan direksi SKYB.
Sekadar informasi, PT Northcliff Indonesia tercatat memiliki 10,26% saham SKYB pada akhir Februari 2019. Selain di SKYB, PT Northcliff Indonesia memiliki 11,04% saham di PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN). Perusahaan investasi Northcliff juga memiliki investasi di sektor keuangan, properti, serta media dan entertainment.
Pemegang saham terbesar SKYB pada akhir Februari adalah Aspires Inc dengan kepemilikan 21,35%. Tres Maria Capital Ltd memiliki 15,28% saham emiten ini. Reksadana Narada Saham Indonesia II menggenggam 18,86% saham SKYB. Pemegang saham lainnya adalah Adrian Kusnadi 9% dan PT Syailendra Capital 7,73%.
Saat ini, Northcliff masih akan berkutat pada bisnis eksistingnya yakni distribusi penjualan voucer pulsa Telkomsel. Emiten ini berencana untuk mendiversifikasi usaha agar bisa memperbaiki kinerja.
Usai RUPSLB yang menyetujui pergantian nama pada 28 Februari lalu, manajemen SKYB mengatakan akan menetapkan sektor baru usai pemilu. SKYB melakukan studi kelayakan di beberapa sektor, seperti properti, tambang, dan logistik.
Untuk mengawali diversifikasi, SKYB sebelumnya mengatakan akan menggelar rights issue dengan menggunakan buku Desember 2018.
Suspensi
Selasa (2/4), BEI menyetop perdagangan saham SKYB. Suspensi ini dilakukan karena Skybee dan entitas anak tidak membukukan pendapatan usaha sejak 1 Oktober 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.
Berdasarkan laporan keuangan SKYB yang disetor ke BEI pada 29 Maret 2019, perusahaan yang memiliki kegiatan utama di bidang perdagangan telepon seluler dan produk penunjang operator seluler ini mencatat pendapatan bersih Rp 4,25 miliar pada tahun 2018. Total pendapatan bersih ini sama dengan jumlah pendapatan bersih laporan keuangan SKYB per akhir September 2018.
Artinya dalam tiga bulan terakhir 2018, SKYB tidak mencatat pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan SKYB kuartal ketiga, pendapatan bersih emiten ini mencapai Rp 4,25 miliar.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2017, SKYB tidak mencatat pendapatan. SKYB baru mencatat pendapatan di kuartal keempat 2017 yang mencapai Rp 2,01 miliar.
Pada akhir 2018, SKYB membukukan kerugian bersih Rp 2,05 miliar. Kerugian ini membesar 21,30% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,69 miliar.
Pada tanggal 1 April, harga saham SKYB berada di Rp 284 per saham, sama dengan posisi 26 Maret 2019 yang merupakan level tertinggi harga saham SKYB sejak 30 Agustus 2018. Harga saham SKYB naik 82,05% sejak awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News