kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intip Strategi Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Dorong Kinerja pada Tahun Ini


Senin, 19 Februari 2024 / 16:53 WIB
Intip Strategi Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) Dorong Kinerja pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Distribusi dan penjualan sepeda motor Honda oleh anak usaha PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) optimistis bisa menumbuhkan seluruh segmen bisnisnya pada tahun 2024. MPMX pun menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 5% secara organik dibandingkan capaian tahun 2023.

General Manager Corporate Communication & Sustainability Mitra Pinasthika Mustika, Natalia Lusnita membeberkan strategi di masing-masing segmen bisnisnya. Meliputi segmen distribusi dan ritel motor, asuransi, transportasi, dan segmen multifinance.

Pertama, di segmen distribusi dan ritel motor, MPMX memperkirakan pendapatan tahun ini akan meningkat 3% - 5% dibandingkan tahun lalu. Sejalan dengan proyeksi peningkatan volume penjualan sepeda motor dan suku cadang pada level 3%-5%.

Pada tahun 2024, penjualan sepeda motor nasional diproyeksikan sebesar 6,2 juta - 6,5 juta unit. Natalia mengungkapkan, MPMX menargetkan dapat berkontribusi sekitar 11% - 13% terhadap penjualan nasional tersebut.

Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) Menyuplai Beton Untuk Proyek LRT Jakarta Fase 1B

Kedua, segmen asuransi. MPMX memperkirakan premi bruto pada tahun 2024 akan tumbuh 10% - 15% lebih tinggi dibandingkan tahun 2023. Hal ini didorong oleh asuransi kendaraan bermotor dan produk properti, dimana keduanya merupakan penyumbang terbesar premi bruto dari MPMInsurance.

"Kami berharap premi kendaraan bermotor akan meningkat seiring dengan proyeksi positif dari AISI dan Gaikindo, dan di produk properti akan meningkat seiring dengan banyaknya proyek dari para afiliasi kami," kata Natalia baru-baru ini.

Ketiga, segmen transportasi. MPMX akan terus mempertahankan ketersediaan armada sewa pada level 16.000 unit pada tahun 2024, dengan tetap mempertahankan tingkat utilisasi sewa di 93%-94%. 

Pada lini bisnis ini, MPMX akan membuka cabang baru di luar pulau Jawa yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi di pulaunya, seperti Riau, Lampung, dan Kalimantan Timur. Kemudian, memaksimalkan unit yang menganggur dengan sewa jangka pendek untuk B2C dan B2B.

"Dalam hal layanan pengemudi, kami memperkirakan jumlah pengemudi sewaan akan meningkat sekitar 5% didorong oleh meningkatnya okupansi mobil penumpang dan terbukanya layanan pengemudi untuk unit non-sewa," imbuh Natalia.

Selanjutnya, di lini bisnis penjualan mobil bekas, pada tahun ini MPMX menyiapkan sejumlah strategi. Natalia menyampaikan, MPMX akan mengoptimalkan aging dari mobil sewaan untuk memberikan harga mobil bekas yang lebih baik. 

Baca Juga: Prima Cakrawala Abadi (PCAR) Bidik Penjualan Rp 300 Miliar pada Tahun 2024

Kemudian, menjalin hubungan yang lebih intensif dengan berbagai perusahaan pembiayaan dan perbankan untuk mendapat lebih banyak pasokan unit eksternal. 

"Kami juga akan memperluas lokasi AUKSI dengan membuka lokasi perwakilan baru di Pekanbaru dan Palembang dan menumpang di beberapa lokasi MPMRent," imbuh Natalia.

Keempat, segmen bisnis multifinance, yakni melalui Jaccs MPMFinance Indonesia. MPMX memperkirakan pertumbuhan pemesanan baru sebesar 20% - 25% pada tahun 2024, dengan target sebesar Rp 5,8 triliun.

Dalam segmen ini, MPMX menyiapkan beberapa inisiatif strategis. Dalam pembiayaan roda dua, MPMX akan melanjutkan ekspansi bisnis di luar Jawa Timur & Bali & Nusa Tenggara, serta  menargetkan peningkatan pemesanan baru dari pembiayaan motor.

Sedangkan untuk pembiayaan roda empat, MPMX masih berfokus pada mobil bekas dibandingkan mobil baru. Saldo pemesanan baru untuk mobil baru vs mobil bekas adalah 23% berbanding 77%. Strategi lainnya adalah sinergi grup atau kolaborasi MPM Group, yang meliputi MPM Insurance, MPM Mulia, MSO dan AUKSI. 

Di samping strategi untuk segmen bisnis eksisting, MPMX juga ingin melirik portofolio baru. Anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini berencana untuk ikut melengkapi end-to-end ekosistem kendaraan listrik di Saratoga Group.

MPMX akan menjajaki peluang di bisnis hilir, termasuk prinsipal mobil listrik, infrastruktur pengisian daya, dan daur ulang baterai. Namun, Natalis menegaskan bahwa rincian spesifik mengenai investasi ini belum dapat diungkapkan saat ini, karena masih dalam tahap awal proses uji tuntas (due-diligence). 

Guna menopang strategi bisnisnya di tahun ini, MPMX mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 50 miliar - Rp 75 miliar. Capex tersebut akan digunakan untuk  pengembangan sistem digitalisasi di gudang-gudang MPMDistributor (sistem robotic), dan digunakan untuk renovasi rutin gedung-gedung diler MPMMotor. 

Natalia mengingatkan, sejak MPMRent tidak lagi dikonsolidasikan dengan MPMX, anggaran belanja pun menjadi lebih kecil. Secara terpisah, untuk bisnis rental MPMRent, kebutuhan capex berkisar di Rp 600 miliar yang seluruhnya disiapkan oleh mitra MPMX, yakni Carro. 

Dengan berbagai strategi tersebut, MPMX optimistis tahun ini bisa mengejar pertumbuhan pendapatan sekitar 5%. Sayangnya, Natalia belum mengungkap target laba bersih MPMX. Dia hanya memberikan gambaran, secara historis marjin laba bersih MPMX berkisar antar 3%-4% dari total pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×