Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Program pembangunan infrastruktur dari pemerintah Tanah Air berpotensi mengerek kinerja saham-saham terkait.
Makanya dalam meracik produk reksadana saham Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh, PT Panin Asset Management fokus pada saham yang akan ditopang kebijakan tersebut.
Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management menerangkan, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh bertujuan mengembangkan hasil investasi secara optimal dalam jangka panjang. Strateginya, dengan berinvestasi pada sektor infrastruktur dan pendukungnya. Semisal sektor konstruksi, telekomunikasi, konsumsi, dan perbankan.
Sektor saham tersebut disinyalir dapat menguat lantaran program pembangunan infrastruktur Indonesia yang cukup agresif. Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah memang fokus pada pembangunan jalan, tol, bandara, hingga pelabuhan.
Memang secara year to date per 10 Februari 2017, return Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh mencapai 1,28%. Ini lebih rendah dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melaju 1,41% periode sama. "Mungkin karena masih melihat perkembangan pemilihan umum kepala daerah (pilkada)," ujarnya.
Pilkada serentak di Tanah Air akan berlangsung pada 15 Februari 2017. Selain itu, pelaku pasar juga tengah menantikan pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Janet Yellen pada akhir pekan ini.
Rudiyanto optimistis, kinerja Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh akan terus menguat di waktu mendatang. Katalis positif bersumber dari peningkatan laba bersih saham, kondisi pilkada yang diharapkan kondusif, serta peluang peningkatan rating Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's menjadi investment grade.
"Untuk infrastruktur masih potensial karena proyek pembangunan dari pemerintah masih terus berjalan," terangnya. Prediksi Rudiyanto, IHSG pada akhir tahun 2017 berkisar 6.000.
Merujuk fund fact sheet per Januari 2017, 10 saham terbesar Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh di antaranya ASII, BBCA, BMRI, CTRA, INDF, PGAS, PTPP, DMAS, TLKM, dan TOTL.
Per 10 Januari 2017, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh sudah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.128,84. Reksadana saham ini telah mengantongi dana kelolaan sebanyak Rp 549,1 miliar.
Nah, investor yang berminat mengoleksi produk tersebut dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 100.000. Perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 4%, biaya pengalihan maksimum 2%, biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2% per tahun, serta biaya jasa kustodian maksimum 0,1% per tahun.
Investor yang menjual kepemilikan unit penyertaannya dalam tempo kurang dari enam bulan akan dikenakan biaya penjualan maksimal 0,5%. Penjualan kembali di atas waktu enam bulan tidak dikutip biaya.
Direktur Infovesta Utama Parto Kawito memprediksi, sepanjang tahun 2017, Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh berpotensi meraup return 17%. Amunisi bersumber dari peningkatan bujet infrastruktur pemerintah hingga 26% dan membaiknya neraca keuangan dari perusahaan infrastruktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Didukung pula dengan earnings per share growth BUMN infrastruktur yang meningkat 50%," paparnya.
Kendati demikian, Parto mengingatkan investor untuk mewaspadai beberapa tantangan. Mulai dari pemotongan bujet infrastruktur pemerintah, terganggunya akuisisi lahan, hingga memanasnya kondisi politik. "Serta kucuran kredit perbankan yang seret atau biaya bunga naik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News