Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap berbasis dollar bisa menjadi alternatif bagi investor yang menginginkan pendapatan berkala dalam dollar AS. Tak heran, manajer investasi umumnya menyiapkan produk jenis ini.
Salah satunya, PT Danareksa Investment Management yang meracik reksadana pendapatan tetap bertajuk Danareksa Melati Premium Dollar. Direktur Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba mengatakan, reksadana tersebut menjadi alat investasi bagi investor yang membutuhkan likuiditas dalam dollar AS. “Salah satu keuntungan reksadana ini adalah tidak memiliki risiko mata uang, karena aset dasarnya diinvestasikan pada instrumen berbasis dollar,” klaimnya.
Fund factsheet per akhir Oktober 2015 mencatat, Danareksa Investment Management memutar 82,95% aset dasar Danareksa Melati Premium Dollar di surat utang negara (SUN) berbasis dollar AS. Sisanya, 17,05% berupa kas. Penempatan dana pada obligasi pemerintah memang terbilang bebas risiko alias risk free.
Lantaran sifat produk ini adalah berinvestasi pada instrumen pendapatan tetap berbasis US Dollar, sehingga tolok ukur yang tepat adalah rata-rata deposito tiga bulan dollar AS di bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Mengacu fund factsheet, secara year to date hingga Oktober 2015, Danareksa Melati Premium Dollar mencetak imbal hasil alias return 0,18%. Angka itu masih di bawah rata-rata deposito tiga bulan dollar AS yang mencapai 0,34%. “Tantangan yang dihadapi produk ini secara umum adalah makro ekonomi, suku bunga dan dinamika pasar,” ujar Marsangap.
Namun ia optimistis, ke depan, kinerja produk yang meluncur sejak 19 Februari 2007 ini bisa di atas tolok ukur. Danareksa Investment Management akan menerapkan strategi pengelolaan portofolio secara aktif. Artinya, manajer investasi akan membidik instrumen surat utang yang berpeluang memberikan imbal hasil menarik.
Per 11 Desember 2015, reksadana ini diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai US$ 1,1736. Nah, investor bisa mengoleksi produk ini dengan minimal pembelian Rp 100.000.
Danareksa Investment Management mengutip biaya pembelian maksimal 2%, sedangkan biaya penjualan kembali dalam waktu kurang dari dua tahun dikutip maksimal 1%. Penjualan kembali di atas dua tahun, bebas biaya. Produk yang menggunakan bank kustodian Citibank N.A ini mengutip biaya kustodian maksimal 0,23% per tahun.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menghitung, periode year to date hingga 7 Desember 2015, imkinerja Danareksa Melati Premium Dollar masih minus 1,11%. Lebih rendah dibandingkan rata-rata return reksadana pendapatan tetap yang tercermin pada Infovesta Fixed Income Fund Index yang mencapai 3,49% pada periode yang sama. “Kinerjanya terbebani pelemahan rupiah terhadap dollar AS," ungkap Beben.
Sebagai gambaran, sepanjang 26 Oktober hingga 7 Desember 2015, rupiah melemah 1,42% menurut kurs tengah Bank Indonesia.
Proyeksi Beben, hingga tutup tahun ini, imbal hasil Danareksa Melati Premium Dollar masih akan di bawah Infovesta Fixed Income Fund Index. Sebab, masih ada ancaman bagi rupiah yaitu rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS alias The Fed.
Meski demikian, ia masih melihat peluang produk ini bisa mengungguli indeks Infovesta pada tahun depan. " Masih ada peluang, meski relatif kecil, mengingat masih adanya tantangan bagi rupiah pada tahun depan," terang Beben.
Infovesta memperkirakan, tahun depan, imbal hasil reksadana pendapatan tetap bakal di rentang 7,01% hingga 7,68%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News