Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 122,89 poin atau melompat 1,77% ke level 7.079,56 pada perdagangan Rabu (15/1). Lonjakan IHSG terjadi usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis points (bps) dari 6% menjadi 5,75%.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan melihat keputusan BI yang menurunkan suku bunga memberikan kejutan bagi pasar saham. Sebelumnya, pasar mengantisipasi BI akan mempertahankan suku bunga acuan, mengingatkan posisi rupiah masih tertekan meski inflasi domestik masih rendah.
"Penurunan ini langsung berdampak pada penguatan sektor-sektor sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan dan properti, yang menikmati potensi penurunan biaya pinjaman dan peningkatan daya beli masyarakat," ungkap Ekky kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1).
Saham perbankan berkapitalisasi pasar besar (big banks) kembali menjadi penggerak IHSG. Saham big banks yang sebelumnya tertekan, kini kompak menanjak. Harga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melonjak +7,63%.
Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Masih Lemah, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 di 4,7%–5,5%
Begitu juga harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang masing-masing menguat +6,78%, +6,48% dan +2,89%. Sejumlah saham emiten properti juga mengalami penguatan.
Contohnya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang harga sahamnya menguat +7,87% dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik +5,03%. "Momentum ini menjadi peluang akumulasi untuk saham-saham yang diuntungkan dari kebijakan moneter longgar," imbuh Ekky.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus sepakat, pemangkasan suku bunga BI di luar dugaan konsensus pasar. Pasar memproyeksikan BI akan menahan tingkat suku bunga, apalagi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus level Rp 16.300 per dolar Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, pemangkasan suku bunga BI bisa memberikan gairah bagi pelaku pasar. Nico memandang jarak antara suku bunga BI dan The Fed masih terbilang aman, yakni 125 bps. "Kami melihat pemangkasan (suku bunga BI) ini lebih kepada dorongan stimulus terhadap perekonomian, khususnya daya beli dan konsumsi yang kian lemah," ungkap Nico.
Baca Juga: IHSG Terbang 1,77% ke 7.079 pada Rabu (15/1), BBRI, BBNI, BMRI Top Gainers LQ45
Head of Research Syailendra Capital Rizki Jauhari menyoroti sejak awal tahun 2024, kurs rupiah bergerak di area Rp 16.200 per dolar AS-Rp 16.400 per dolar AS. Situasi ini sejalan dengan indeks dollar yang bergerak di level 108-109.
Rizki memprediksi fokus investor berikutnya akan mengarah pada volatilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, investor juga akan memperhatikan implementasi kebijakan tarif AS terhadap China dan negara-negara lainnya alias rest of worlds.
Rizki menilai langkah mengejutkan BI yang memangkas suku bunga 25 bps berpotensi memberikan sentimen positif pada sektor-sektor sensitif. Namun, hal ini hanya akan bersifat jangka pendek jika tanpa diikuti oleh perubahan struktur berupa perbaikan kinerja dan tekanan yang mereda pada rupiah.
CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo melihat rupiah masih berpeluang tertekan di tengah kondisi global yang masih dibayangi ketidakpastian. Kurs rupiah berpotensi bergerak pada rentang Rp 16.350 per dolar AS-Rp 16.400 per dolar AS.
Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten Berdividen Tinggi di Tahun 2025
Meski rupiah tertekan, tapi IHSG lebih berpeluang menguat dalam jangka pendek. Langkah BI yang di atas ekspektasi membuat IHSG rally pada sesi kedua perdagangan usai pengumuman RDG BI.
Menimbang posisi tersebut, Praska memprediksi pada sisa bulan ini IHSG akan bergerak pada area support 6.930-6.940 dengan resistance di 7.170 - 7.200. Meski begitu, pelaku pasar perlu tetap berhati-hati karena fluktuasi IHSG masih berpotensi terjadi.
Praktisi Pasar Modal & Pendiri WH-Project William Hartanto memandang lonjakan IHSG masih berupa sentimen jangka pendek akibat euforia pasar. Dus, kenaikan IHSG merupakan technical rebound menguji level psikologis 7.000.
"Kalau tidak mampu bertahan di atasnya sampai akhir pekan, maka ada kemungkinan melemah lagi. Dalam jangka pendek, IHSG memiliki support di 6.962 dan resistance 7.125," ungkap William.
Baca Juga: Investor Asing Gencar Lepas Saham Big Four, Ini Penjelasan Analis
Research Associate Lotus Andalan Sekuritas Hans Jervis memprediksi IHSG akan melaju dengan support di 6.970 dan resistance pada 7.190. Jika mampu menembus level 7.200, maka IHSG kembali membuka jalan ke arah 7.460.
Setelah sentimen pemangkasan suku bunga BI, sentimen berikutnya yang akan dicermati pelaku pasar adalah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025 serta Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 28 - 29 Januari 2025.
Dalam situasi saat ini, Hans melirik saham di sektor sensitif suku bunga yang terkait dengan daya beli masyarakat. Di antaranya adalah perbankan, properti dan otomotif. Hans menilai saham BBRI, BMRI, BSDE, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai pilihan yang menarik.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.006,7 di Pagi Ini (15/1), Seluruh Indeks Sektoral Menguat
William masih menyarankan wait and see untuk sektor properti. Dia lebih memilih sektor teknologi pada saham yang secara teknikal menunjukkan indikasi penguatan. William merekomendasikan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan target harga Rp 85 dan Rp 130.
Praska menjagokan saham big bank: BMRI, BBNI dan BBCA. Sedangkan Ekky menjagokan sektor bank dan properti, dengan memilih saham BMRI dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) untuk target harga masing-masing di Rp 6.300 dan Rp 160-Rp 163.
Selain itu, Ekky mengamati pelemahan kurs rupiah akan cenderung menguntungkan emiten berbasis ekspor atau yang mendapatkan pendapatan dalam dolar AS. Ekky pun melirik saham komoditas tambang dan energi seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Selanjutnya: Bos BNI Bocorkan Rasio Dividen Tahun Buku 2024 Bisa Capai 60%
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Bitcoin Membuat Orang Menjadi Kaya dengan Mudah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News