kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Intip Rekomendasi Saham Pilihan Analis Rabu (2/10), IHSG Berpotensi Menguat Terbatas


Rabu, 02 Oktober 2024 / 08:04 WIB
Intip Rekomendasi Saham Pilihan Analis Rabu (2/10), IHSG Berpotensi Menguat Terbatas
ILUSTRASI. Karyawan melintas dekat papan digital perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/9/2024). Dalam rentang waktu satu minggu terakhir, aksi beli asing di bursa mencapai Rp 20,84 triliun. Bahkan jika ditarik satu bulan ke belakang saat Indeks Harga Saham Gabungan beberapa kali rekor, dana asing yang masuk mencapai Rp 47,11 triliun. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Rashif Usman | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan memulai perdagangan dari posisi 7.642,13 pada hari ini, Rabu (2/10). Level ini didapat setelah IHSG menguat 1,52%  pada akhir perdagangan Selasa (1/10). 

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat sentimen global dari sejumlah rilis data Amerika Serikat (AS) memengaruhi kondisi pasar. 

Baca Juga: Tiga Saham Blue Chip Ini Jangan Dilewatkan Saat IHSG Rabu (2/10) Diprediksi Naik

Misalnya, US JOLTS Job Openings mengalami kenaikan dari sebelumnya 7.711 ribu pada Agustus 2024 menjadi 8.040 ribu pada September 2024. Hal ini tentu saja mengindikasikan bahwa adanya peningkatan permintaan tenaga kerja yang moderat. 

Untuk ISM Manufacturing juga tetap berada di level 47,2 pada September 2024. Meskipun stabil, dirinya melihat ada potensi pelemahan di masa mendatang. 

Dari pasar Eropa, data inflasi secara bulanan (month on month/MoM) mengalami penurunan dari sebelumnya 0,1% pada Agustus menjadi -0,1% dan secara tahunan (yoy) turun dari sebelumnya 2,2% menjadi 1,8%.

Baca Juga: IHSG Berpeluang Melanjutkan Rebound Hari Ini (2/10)

Kemudian Consumer Price Index mengalami penurunan dari sebelumnya 2,8% (yoy) menjadi 2,7% (yoy). Melihat kondisi itu, Bank Sentral Eropa tampaknya akan kembali menurunkan tingkat suku bunga. Ditambah lagi adanya tensi geopolitik yang kembali memanas. 

"Untuk pertama kalinya sejak tahun 2021, inflasi Eropa akhirnya turun di bawah 2% yang membuat potensi penurunan sebanyak 25 basis poin (bps) mulai kembali terlihat," kata Nico dalam riset hariannya, Rabu (2/10).

Dari pasar dalam negeri, Bank Indonesia merilis tingkat inflasi Indonesia untuk bulan September 2024 yang secara tahunan tercatat menurun dari sebelumnya 2,12% menjadi 1,84%, secara bulanan juga mengalami penurunan dari sebelumnya -0,03% menjadi -0,12%, dan inflasi inti secara tahunan tercatat naik dari sebelumnya 2,02% menjadi 2,09%. 

"Dengan begitu Indonesia telah mengalami deflasi selama 5 bulan berturut," ujarnya.

Baca Juga: Bursa Asia Memerah di Tengah Ketegangan Timur Tengah Rabu (2/10), Nikkei Turun 1,4%

Selain inflasi, kemarin indeks manufaktur PMI untuk bulan September juga yang masih terkontraksi atau di bawah 50 meskipun mengalami kenaikan dari sebelumnya 48,9 menjadi 49,2.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.465 – 7.675. Potensi koreksi, tetap terbuka," terangnya.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyampaikan secara teknikal IHSG masih lebih berpeluang menguji support 7.460 dengan resistance 7.740 pada Rabu (2/10).

"Sentimen profit taking, pergerakan harga komoditas serta pergerakan bursa saham internasional berpotensi akan mempengaruhi pergerakan IHSG," kata William kepada Kontan, Selasa (1/10).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BBRI, MDKA, INDF dan PSAB untuk Rabu (2/10)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×