Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sucor Sekuritas memandang positif prospek PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Pengembangan proyek melalui skema joint operation (JO) menjadi sentimen utama yang menopang CTRA.
Analis Sucor Niko Pandowo mengatakan,Ciputra Development memiliki portofolio yang secara geografis paling beragam di seluruh Indonesia.
Pendapatan CTRA berasal dari dua sumber utama, yakni pengembangan properti dan pendapatan berulang yang kontribusinya rata-rata dalam satu dekade terakhir mencapai 73% dan 27% dari total pendapatan.
"Dalam pengembangan properti, joint operation (JO) merupakan mesin pertumbuhan utama bagi CTRA," tulisnya dalam riset, Rabu (22/11).
Baca Juga: Ciputra dan Bumi Serpong Damai Masuk Daftar Perusahaan Properti Terpercaya Dunia
Skema JO CTRA dilakukan dengan bekerjasama dengan pemilik lahan. Saat ini, skema JO mewakili 64% dari keseluruhan marketing sales perseroan.
"Kami percaya bahwa pendekatan ini tidak dapat dengan mudah ditiru oleh entitas lain karena membutuhkan reputasi yang kuat yang dibangun dari waktu ke waktu," kata Niko.
Lihat saja, hingga September 2023 CTRA mencetak marketing sales mencapai Rp 7,8 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 6,5 triliun. Marketing sales CTRA itu mencapai 80% dari target baru perseroan sebesar Rp 8,9 triliun.
"Kami tetap positif terhadap CTRA karena kami memproyeksikan penjualan pemasaran tumbuh 9% CAGR selama 10 tahun ke depan, terutama didorong oleh operasi JO yang diperkirakan tumbuh 9% CAGR selama periode yang sama," terangnya.
Adapun hingga September 2023, CTRA memiliki 84 proyek yang tersebar di 34 kota di Indonesia. Ini juga seiring kepemilikan lahan CTRA sebesar 5.841 ha, dengan rincian 2.247 ha yang dimiliki sendiri dan 3.594 ha merupakan lahan JO.
Katalis lainnya, CTRA juga didukung dari insentif pemerintah, seperti program FLPP yang sedang berlangsung, dan pembentukan BP Tappera. Terbaru juga ada pembebasan PPN untuk pembelian rumah hingga Rp 5 miliar.
Sekedar informasi, sebesar 27% dan 16% dari marketing sales CTRA di 2021 dan 2022 berasal dari segmen yang dibebaskan dari PPN.
Baca Juga: Investor Asing Banyak Membidik Saham Tambang dan Perbankan, Ini Kata Analis
Dari berbagai hal itu, Niko merekomendasikan buy CTRA dengan target harga Rp 1.815 per saham. Pada penutupan perdagangan Kamis (23/11), harga CTRA ditutup menguat 1,79% ke Rp 1.140 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News