Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas menginisiasi saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dengan peringkat buy. Adapun, target harga yang dipasang untuk emiten menara ini adalah Rp 965 per saham yang mencerminkan 13.7x EV/EBITDA pada 2022
Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi meyakini outlook MTEL masih prospektif seiring didukung industri telekomunikasi yang terus bertumbuh. Pada era digital saat ini, operator telekomunikasi terus berlomba-lomba memperbesar kapasitas dan memperluas jaringannya agar tetap dapat kompetitif.
Hal ini terbukti dari laju penambahan BTS dari 3 operator terbesar Indonesia (Tsel, ISAT dan EXCL) yang mencapai rata-rata 15.4% dalam lima tahun terakhir. Selain itu, konsolidasi ISAT-Hutchison 3 Indonesia akan membuat persaingan operator menjadi makin terbuka.
“Kondisi ini akan berdampak positif bagi MTEL, mengingat 57% dari menaranya berada di luar Jawa. Daerah tersebut sangat penting untuk ekspansi jaringan operator ke depan,” tulis Yosua dalam risetnya pada 25 Februari.
Baca Juga: Emiten Konsumer Bisa Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Begini Rekomendasi Sahamnya
Selain itu, Yosua menilai, maraknya aksi merger dan akuisisi di sektor menara telekomunikasi membuat persaingan di sektor menara telekomunikasi hanya dikuasai oleh 3 perusahaan besar, yakni MTEL, TOWR dan TBIG sehingga penurunan harga sewa dapat dihindari.
MTEL saat ini tercatat memiliki 28,079 menara dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun mencapai 26,5%. MTEL juga punya tenancy ratio sebesar 1.50x. Yosua memperkirakan anak usaha Telkom Indonesia ini berpotensi menambah 500-750 menara secara organik pada tahun 2022.
Sementara pihak manajemen juga menargetkan tambahan 6,000 menara dalam 1-2 tahun mendatang, yang akan mengokohkan posisi MTEL sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.
“Dengan tambahan menara tersebut, diperkirakan MTEL akan mendapatkan setidaknya 3,500 kontrak tenant baru, di samping lonjakan kolokasi yang mungkin terjadi di luar Jawa, yang baru memiliki rasio kolokasi 1.4x,” imbuh Yosua.
Dia pun memproyeksikan total tenant MTEL berpotensi tumbuh hingga 8.9% yoy pada 2022 dan tumbuh 7.6% yoy pada 2023.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Dipertimbangkan pada Maret 2022
Selain punya posisi yang kuat dari sisi jumlah menara, MTEL juga didukung kondisi keuangan yang sehat. Hal ini terlihat dari posisi net cash-nya pasca IPO. Tercatat, rasio DER MTEL pada tahun 2022 diproyeksikan berada di level 0.5x.
Yosua meyakini hal tersebut membuat MTEL mempunyai modal yang kuat untuk berekspansi secara anorganik. Dengan asumsi EV/tower sebesar Rp 1,5-1,7 triliun per menara, maka dana yang diperlukan untuk akuisisi 6,000 menara (Rp 9-10,2 triliun) akan mudah terpenuhi.
Dari segi pendapatan, ia memperkirakan tambahan tenant baru berpotensi mendorong pendapatan MTEL pada 2022 hingga 10.4% yoy dengan kenaikan EBITDA sebesar 15.5% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News