Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dijadwalkan bakal melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 25 Juli 2023. Aktivitas lelang SUN diperkirakan masih cukup menarik investor yang didukung kondisi ekonomi global dan domestik.
Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra melihat, banyak faktor yang akan menentukan hasil lelang SUN yang akan dilaksanakan, Selasa (25/7). Kebijakan moneter dan fiskal oleh pemerintah, serta situasi ekonomi global dan domestik dapat mempengaruhi keberhasilan mencapai target lelang SUN tersebut.
Pada lelang kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 14 triliun – Rp 21 triliun. Terdapat tujuh seri SUN yang bakal dilelang mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
“Hasil lelang SUN juga akan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan permintaan pasar pada saat lelang berlangsung. Seharusnya target bisa tercapai,” jelas Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (24/7).
Baca Juga: Pemerintah akan Lelang SUN dengan Target Indikatif Rp 21 Triliun pada Selasa (25/7)
Menurut Guntur, pasar obligasi secara keseluruhan masih sangat menarik. Pasar surat utang tanah air sendiri dipengaruhi oleh sentimen seperti situasi ekonomi global, perkembangan suku bunga, dan kredibilitas pemerintah.
Sementara, pergerakan yield dan harga obligasi dipengaruhi oleh dinamika pasar dan permintaan investor. Saat ini, pergerakan yield ataupun harga obligasi cenderung berubah-ubah sejalan dengan perkembangan ekonomi dan kondisi keuangan global serta domestik.
Oleh karena itu, Guntur menilai seharusnya yield pada lelang seharusnya masih cukup atraktif. Namun, perlu diingat bahwa potensi yield yang dimenangkan dalam lelang SUN kali ini akan bergantung pada kekuatan penawaran dari pasar.
“Jika permintaan cukup kuat, yield yang ditawarkan dalam lelang dapat menjadi lebih atraktif. Yield yang ditawarkan juga akan dipengaruhi oleh faktor lain seperti tingkat suku bunga dan kinerja ekonomi,” imbuh Guntur.
Baca Juga: Yield US Treasury Naik ke Atas 4%, Simak Pengaruhnya Bagi Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News