Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham berbasis komoditas dan emiten perbankan masih mendominasi barisan top leaders yang menjadi penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sedangkan saham yang pergerakan harganya masih tertinggal (laggards) diisi oleh emiten dari sektor yang lebih beragam.
Secara year to date hingga perdagangan Jum'at (2/8), 10 besar saham top leaders dihuni oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Posisi berikutnya diisi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Top 20 Market Cap Usai Rilis Kinerja Semester I-2024
Sedangkan top 10 saham laggards adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Kemudian ada PT Astra International Tbk (ASII), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengamati pergerakan saham penggerak (movers) IHSG relatif sudah priced in dengan kinerja emiten dan prospek bisnisnya. Faktor kondisi ekonomi makro akan tetap menjadi katalis penting yang dicermati pelaku pasar.
Audi menyoroti saham sektor energi dan barang baku yang masih menjadi pendorong IHSG, di tengah permintaan dan harga komoditas yang secara umum cenderung stabil. Sementara itu, pengetatan kebijakan moneter tampak mulai berdampak terhadap kinerja emiten bank, yang laju sahamnya sedang tidak searah.
Baca Juga: Empat Emiten Ini Akan Menebar Dividen Interim di Bulan Agustus, Catat Jadwalnya
Di sisi lain, level suku bunga tinggi saat ini masih berkorelasi negatif terhadap sektor teknologi yang masih menjadi pemberat indeks. Contohnya di barisan saham laggard ada GOTO yag secara year to date mengakumulasi penurunan 38,37% dan BUKA yang anjlok 45,37%.
Kebijakan suku bunga, terutama dari The Fed yang menjadi acuan bank sentral lainnya, bakal menjadi katalis penting yang bisa mendorong terjadinya rotasi sektor.
"Jika Bank Indonesia mirroring kebijakan The Fed, maka potensi pemangkasan suku bunga dalam negeri juga meningkat," kata Audi kepada Kontan.co.id, Minggu (4/8).
Audi pun memperkirakan saham di sektor energi, barang baku, keuangan dan consumer berpeluang menguat pada semester II-2024. Sementara itu, Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah melihat saham-saham di barisan top leaders masih berpotensi menguat.
Beberapa di antaranya bisa terpapar momentum positif, terutama BREN yang berpeluang masuk ke daftar indeks global saat terjadi rebalancing. Di sisi lain, sejumlah saham laggard berpotensi bangkit lantaran sentimen negatif dan rilis kinerja sudah priced in, seperti pada ASII dan BBRI.
Dus, Fath menilai saham BBRI dan ASII layak kembali dicermati dengan menimbang strategi koleksi secara bertahap. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga melihat saham ASII dan BBRI layak koleksi dengan strategi buy on weakness.
Baca Juga: Kinerja Mentereng, Cek Rekomendasi Saham Minimarket AMRT dan MIDI
Perhatikan support Rp 4.520, resistance Rp 4.740 untuk target harga Rp 4.800 - Rp 4.860 pada saham ASII. Sedangkan untuk BBRI support ada di Rp 4.380, resistance Rp 4.750 dan target harga di Rp 5.000 - Rp 5.200.
Di barisan saham top leaders dan langgards, Herditya menyarankan speculative buy BBCA (target harga: Rp 10.450 - Rp 10.550), ADRO (target Rp 3.400 - Rp 3.500), SMGR (target Rp 4.120 - Rp 4.200) dan BRPT (target harga Rp 1.200 - Rp 1.250).
Sedangkan Audi menyematkan rekomendasi buy untuk saham BRIS (target harga Rp 2.680), BMRI (Rp 7.350), ASII (Rp 5.400) dan SMGR (Rp 5.162). Berikutnya, trading buy AMMN (Rp 13.400) serta hold saham BBCA (10.880) dan ADRO dengan target harga Rp 3.617 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News