kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip Profil Caturkarda Depo (DEPO), Peritel Bahan Bangunan Berkonsep Modern


Jumat, 27 Januari 2023 / 19:08 WIB
Intip Profil Caturkarda Depo (DEPO), Peritel Bahan Bangunan Berkonsep Modern
ILUSTRASI. Berdiri sejak tahun 1996, DEPO telah memiliki sebanyak 12 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbelanja segala jenis alat dan bahan bangunan, kini jauh lebih praktis. Kebutuhan tersebut bisa terpenuhi salah satunya melalui toko kelolaan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO).

Sekretaris Perusahaan DEPO Erwan Irawan menjelaskan bahwa sejak awal berdiri perusahaan berfokus pada penyediaan alat-alat dan bahan bangunan berkonsep modern. Ide tersebut muncul karena melihat belum ada toko bahan bangunan yang bisa memberikan pelayanan one stop solution.

Memang toko bahan bangunan tersebar di mana saja. Tetapi masih sangat sedikit toko yang bisa menyediakan segala jenis bahan bangunan di bawah satu atap.

Ketika konsumen ingin membeli bahan bangunan biasanya produk tidak begitu lengkap tersedia di satu toko. Misalnya saat ingin membeli keramik, belum tentu bisa menemukan bahan bangunan lainnya seperti wastafel di toko yang sama.

Baca Juga: Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Targetkan Pendapatan Rp 3,02 Triliun pada Tahun Ini

Hal tersebutlah yang menjadi pijakan DEPO terjun menggarap bisnis supermarket bahan bangunan. Terlebih, toko ritel bahan bangunan bergaya moden masih kalah jumlahnya dibandingkan toko tradisional. Dengan kata lain, lingkup pasarnya masih sangat luas.

Berdiri sejak tahun 1996, DEPO telah memiliki sebanyak 12 toko yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Terakhir kali, perusahaan ini membuka toko di Medan pada November 2022. Di tahun ini, DEPO menargetkan pembukaan 3 toko salah satunya di Rungkut, Surabaya. Rencana jangka panjang mereka adalah membuka minimal 3 toko di setiap tahun.

Fokus ekspansi toko saat ini masih melirik pasar domestik terutama di lokasi yang sudah ada. Hal itu karena cakupannya masih sangat luas, sehingga lebih ingin memperkuat kehadiran di suatu daerah terlebih dahulu ketimbang menjajaki daerah baru.

Erwan memandang bahwa prospek properti yang berkorelasi dengan kebutuhan bahan bangunan akan tetap baik dalam kondisi apapun. Pasalnya, rumah adalah kebutuhan primer masyarakat sehingga permintaan bahan bangunan bakal tetap ada.

"Kebutuhan bahan bangunan tetap tinggi. Ini kita berbicara mengenai modern market. Pemainnya masih sedikit, sehingga pasarnya masih luas," kata Erwan kepada Kontan.co.id, Rabu (25/1).

Baca Juga: Bisnis Bahan Bangunan Menguat, CSAP dan DEPO Siap Menambah Gerai Baru di 2023

Erwan tak menampik bahwa industri properti cukup tertekan sepanjang tahun lalu. Kendala produksi ataupun distribusi akibat konflik global telah memicu harga jual yang lebih tinggi. Imbasnya, produk yang banyak diimpor seperti granit telah mengerek harga jual keramik.

Tetapi, berbagai kendala satu persatu sudah bisa ditangani. Masalah kebutuhan granit saat ini bisa terpenuhi oleh produsen granit lokal yang mulai bermunculan. Akhir-akhir ini banyak produsen granit lama maupun baru yang meningkatkan kapasitas produksi agar tidak bergantung lagi pada impor.

Momentum tersebut pas dengan daya beli masyarakat yang berangsur pulih. Mengingat tekanan inflasi perlahan berkurang dan adanya sentimen pendorong konsumsi seperti kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP).

"Jadi kebetulan daya beli bagus. Di sisi lain suplai membaik untuk bahan bangunan, baik dari produsen luar ataupun lokal," imbuh Erwan.

Baca Juga: Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) akan Buka 3 Toko Baru Tahun Ini

Saat ini, lanjut Erwan, mayoritas kebutuhan bahan bangunan DEPO datang dari ceruk pasar rumah lama guna keperluan renovasi ataupun pembaharuan tampilan. Sementara, permintaan dari pasar rumah baru datang saat ada produk dalam perjanjian pembangunan properti kurang sesuai dengan selera pelanggan. Biasanya agen properti bakal mencari produk tersebut di ritel bangunan seperti DEPO.

Secara total terdapat sekitar 12 kategori produk yang dipasarkan oleh DEPO diantaranya flooring, plumbing, dan sanitary. Konsumen Depo Bangunan umumnya banyak mencari produk flooring seperti keramik, plumbing seperti pipa, ataupun sanitary seperti wastafel.

Adapun DEPO memiliki sekitar 740.000 member aktif dengan jumlah mitra sekitar 600 penyuplai. Emiten yang mengusung merek supermarket Depo Bangunan ini menargetkan penjualan bisa naik 16% di tahun 2023, dari realisasi tahun lalu yang diklaim mencapai sekitar Rp 2,5 triliun-Rp 2,6 triliun. 

Erwan bilang, salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah menggenjot penjualan secara online. DEPO akan mengembangkan sistem information & technology (IT) dibarengi pengembangan omnichannel.

Baca Juga: Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Incar Pertumbuhan Penjualan di Atas 16% Tahun Ini

Hal tersebut karena menilai antusias pelanggan terhadap layanan pemesanan melalui WhatsApp. Animonya dinilai cukup bagus, meski baru mulai beroperasi tahun 2020 tapi berkontribusi sekitar 6%-7% terhadap pendapatan.

Karena itu, Depo Bangunan bakal menjalin pula mitra dengan jasa pengiriman. Sejauh ini, produk DEPO yang dipesan online diantarkan oleh armada pengantaran internal yang berjumlah 80 armada.

Dengan asumsi kebutuhan untuk pembukaan 3 toko baru dan pengembangan IT, maka di tahun ini DEPO menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 80 miliar-Rp 90 miliar. 

Dana capex terbesar diserap lebih banyak untuk pembukaan toko di Surabaya karena dibangun di atas lahan sendiri. Selain itu, ruangannya didesain terintegrasi dengan ruangan kantor Depo Bangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×