Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 makin dekat. Prediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden favorit pasar modal pun makin kencang dibahas.
Asal tahu saja, Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. Paslon 1 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Paslon 2 adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Paslon 3 adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, paslon nomor 3 kemungkinan menjadi favorit pasar modal. ”Rekam jejaknya paling bagus dan bebannya tidak terlalu berat, sebab koalisinya tidak gemuk,” ujarnya kepada Kontan, Senin (22/1).
Menurut Budi, program-program para paslon punya beberapa kesamaan, meskipun ada perbedaan yang juga signifikan.
Baca Juga: Cermat Memilih Saham Pilihan di Tahun Pemilu
”Misalnya, IKN masih banyak pro kontra dan hilirisasi juga masih panjang jalannya. Apalagi, nikel kemungkinan akan mengalami oversupply,” paparnya.
Namun, siapa pun presiden terpilih dan program kerjanya nanti, kata Budi, diharapkan pemerintah tidak terus menambah utang. Sebab, bunga APBN saat ini sudah Rp 500 triliun atau sekitar 25% dari penerimaan pajak pemerintah.
“Pertumbuhan ekonomi juga harus bisa digenjot sampai 6% atau lebih,” ungkapnya.
Budi pun melihat, perekonomian Indonesia masih stabil selama Pemilu 2024 berjalan tanpa kericuhan, meskipun pilpres dilakukan 2 putaran.
“Wajarnya memang 2 putaran, karena ada 3 kandidat dan tidak ada satu pun paslon yang saat ini sudah memastikan dapat minimal 50%,” tuturnya.
Baca Juga: Saham ABBA & MARI Melejit Terdongkrak Spekulasi Erick Thohir Jadi Cawapres Prabowo
Head of Research CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Hadi Soegiarto menuturkan, perekonomian Indonesia di tahun ini diprediksi stabil, tetapi pertumbuhannya akan sedikit melambat.
Hadi melihat, Pemilu 2024 akan berdampak positif ke pasar domestik, tetapi dampaknya sementara. Dampak dari Pemilu 2024 diprediksi tidak akan berdampak sepanjang tahun.
“Dampaknya justru terjadi dua kuartal sebelum pemilu berlangsung,” ujarnya dalam acara CGS-CIMB Regional Sharia Investing Symposium 2024, Rabu (24/1) lalu.
Menurut Hadi, program yang diusung ketiga pasangan calon presiden dinilai tidak terlalu radikal jika dibandingkan dengan program pemerintahan saat ini.
Selain itu, ketiga pasangan calon memiliki nilai yang sama, yaitu hilirisasi, industrialisasi dan pembukaan lapangan kerja, ketahanan pangan, pendapatan negara, serta jaminan kesehatan dan pendidikan.
Baca Juga: Sektor Konsumer dan Perbankan Diramal Bakal Unggul Selama Pemilu, Ini Rekomendasinya
“Program para capres tidak ada yang radikal dan buat market kaget. Apa yang diharapkan investor masih ada di masing-masing capres. Pemilu kali ini pun cenderung agak tenang,” ungkapnya.
Namun, jika dirinci program kerja para paslon akan menguntungkan sektor dan emiten yang berbeda-beda. Paslon 1 yang mengusung pemerataan ekonomi dan pembangunan akan menguntungkan sektor konsumer dan properti, khususnya CTRA.
Paslon 2 yang memastikan kelanjutan pembangunan IKN akan menguntungkan sektor properti, semen, dan konstruksi, seperti PTPP, SMGR, dan CTRA.
Paslon 3 yang mengusung program Satu Desa, Satu Layanan Kesehatan akan menguntungkan emiten rumah sakit, seperti HEAL, MIKA, dan SILO.
Baca Juga: Amazon menjadi saham yang paling diburu di Wall Street, ini alasannya
Hadi memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus ke level 7.900 di tahun 2024.
Secara umum, Hadi melihat sektor telekomunikasi akan memimpin di tahun ini. Salah satu sentimennya adalah lalu lintas data yang meningkat selama masa pemilu.
“Namun, saat suku bunga dipangkas nanti, sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti, semen, dan konstruksi, akan terkena sentimen positif,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News