kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Emiten Semen, Semen Indocement (INTP) & Semen Baturaja (SMBR) Paling Ciamik


Jumat, 03 November 2023 / 15:34 WIB
Kinerja Emiten Semen, Semen Indocement (INTP) & Semen Baturaja (SMBR) Paling Ciamik
ILUSTRASI. Pabrik PT Semen Baturaja Tbk (SMBR). Intip Kinerja Emiten, Semen Indocement (INTP) & Semen Baturaja (SMBR) Paling Ciamik


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sebanyak lima emiten produsen semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kinerja keuangan per kuartal III-2023.

Hasilnya, kinerja emiten semen sepanjang sembilan bulan pertama 2023 bervariasi, dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berkinerja paling moncer.

Kedua emiten semen ini sukses membukukan pertumbuhan pendapatan dan juga laba bersih. SMBR misalnya, membukukan pendapatan Rp 1,45 triliun atau meningkat 9,84% jika dibandingkan akhir September 2022 yang berada pada angka Rp 1,32 triliun.

Laba bersih hingga akhir September 2023 berada pada angka Rp 54 miliar, naik 25,11% jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang berada di angka Rp 43,16 miliar.  

Baca Juga: Pendapatan Indocement (INTP) Naik 10,8% Hingga Kuartal III 2023

Pada periode yang sama, volume penjualan semen SMBR tercatat bertumbuh 9% menjadi 1,52 juta ton dari semula 1,40 juta ton pada posisi per akhir September 2022.

Sementara untuk INTP, laba bersih emiten produsen semen merk Tiga Roda ini tercatat di angka Rp 1,26 triliun. Laba bersih INTP berhasil tumbuh 33,84% dibanding laba bersih per September 2022 sebesar Rp 946,85 miliar.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan INTP  kenaikan pendapatan, di mana INTP mengantongi pendapatan neto senilai Rp 12,92 triliun sampai akhir September 2023. Raihan ini meningkat 10,80% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan pendapatan bersih di periode  yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,66 triliun.

 

Pendorong tumbuhnya kinerja INTP datang dari naiknya volume penjualan semen. Selama 9 bulan pertama 2023, Indocement berhasil menjual sebanyak 12,5 juta ton semen. Penjualan ini lebih tinggi 0,9 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun 2022. 

Baca Juga: Rayakan Usia Setengah Abad, Semen Baturaja (SMBR) Luncurkan Buku Sang Tiga Gajah

”Walaupun penjualan semen nasional negatif, Indocement berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5%,” kata Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement kepada Kontan.co.id.

Kata Dani, pertumbuhan  penjualan sepanjang periode tersebut banyak disumbang oleh pertumbuhan penjualan semen di wilayah luar Pulau Jawa, terutama di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan bagian timur Indonesia.

Berbeda nasib, pesaing terbesar INTP yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) justru kinerjanya kurang menggigit. Per akhir September 2023, emiten pelat merah ini meraih laba bersih senilai Rp 1,71 triliun. Laba bersih SMGR hanya naik 1,78% bila dibandingkan laba bersih per September 2022 yang sebesar Rp 1,68 triliun.

Tak hanya dari sisi laba, pendapatan SMGR juga tumbuh konservatif. Emiten produsen semen Gresik ini membukukan pendapatan senilai Rp 27,66 triliun, hanya naik 3,98% secara tahunan dari pendapatan di periode yang sama tahun 2022 lalu sebesar Rp 26,60 triliun.

Corporate Secretary SMGR Vita Mahreyni mengatakan, kenaikan pendapatan ini berkontribusi pada pertumbuhan laba hingga kuartal III-2023, sehingga SMGR masih mampu menjaga profitabilitas di tengah tantangan persaingan industri yang sangat ketat.

Meski pasar semen sempat terkontraksi pada semester I-2023, Vita menyebut permintaan semen kantong mulai menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,6% pada kuartal III-2023. Volume penjualan domestik SMGR tumbuh tipis 0,7% dibanding tahun lalu, di mana penjualan curah berkontribusi dengan pertumbuhan sebesar 9,6%. Sementara volume ekspor hingga September 2023 juga tercatat tumbuh 51,9% dibandingkan tahun lalu.

Berbeda dengan induknya, kinerja keuangan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) justru terkoreksi. SMCB membukukan laba bersih senilai Rp 553,55 miliar, menurun 6,8% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 594,13 miliar

Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) Bidik Kenaikan Penjualan 10% Hingga Akhir Tahun

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan, dimana anak usaha SMGR ini membukukan pendapatan senilai Rp 8,96 triliun. Realisasi ini menurun 1,4% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,09 triliun.

Meski demikian, volume penjualan SMCB berhasil naik meski tipis. Produsen semen merk Dynamix ini mencatat volume penjualan segmen semen dan terak (termasuk ekspor) sebesar 10,07 juta ton. Realisasi penjualan ini naik tipis 0,80% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,9 juta ton.

 

Direktur Utama SMCB Lilik Unggul Raharjo menyebut, Realisasi pembangunan infrastruktur dan Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama di Pulau Jawa berkontribusi pada lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat milik SMCB, di mana volume penjualan beton siap pakai meningkat sebesar 3% dan agregat naik 2% secara yoy.

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Raih Laba Bersih Rp 1,71 Triliun per Kuartal III-2023

Di sisa tahun 2023 ini diharapkan pembangunan infrastruktur termasuk PSN terus berjalan dengan lancar meskipun industri dan pasar sedang berhadapan dengan tahun politik.

“SMCB terus memperkuat sinergi dengan SMGR selaku induk usaha serta kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC), memastikan operasional yang efisien,” ujar Lilik.

Terakhir, ada PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) yang laba bersihnya melesat 3.632% menjadi Rp 209,71 miliar dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 5,62 miliar.

Pendorong melesatnya laba bersih CMNT bukan berasal dari kenaikan pendapatan, namun karena adanya keuntungan atas selisih kurs keuangan neto. Produsen semen merk Merah Putih ini membukukan laba atas selisih kurs hingga Rp 107,25 miliar. Di periode yang sama  tahun lalu, CMNT membukukan rugi selisih kurs hingga Rp 355,16 miliar.

Dari sisi topline, CMNT justru membukukan penurunan pendapatan sebesar 0,7% menjadi 6,86 triliun dari sebelumnya Rp 6,91 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×