Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Intiland Development, Tbk (DILD) berencana memperbesar bisnis kawasan industri. Untuk itu, perseroan berencana mengakuisisi lahan seluas 800 hektare (ha) di Jombang dan Demak, Jawa Timur.
Kawasan industri milik DILD kini masih fokus di Jawa Timur. Sebelumnya, DILD sudah menggarap kawasan industri bernama Ngoro Industrial (NIP) di Mojokerto. Di kawasan industri ini, permintaan lahan industri lumayan tinggi.
Ini terlihat dari keberhasilan DILD yang telah menjual 400 ha, dari total 500 ha lahan industri yang ada. Itu berarti, tingkat okupansi kawasan industri NIP Mojokerto sudah mencapai 80%.
Menurut Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi, pemilihan Jawa Timur lantaran memiliki lokasig strategis. "Jawa Timur merupakan pintu untuk distribusi ke kawasan timur Indonesia," ungkap Theresia kepada KONTAN, Jumat (6/2).
DILD bakal terus melakukan ekspansi untuk berbagai proyek kawasan industri. Bahkan, tak menutup kemungkinan menyasar kawasan ibukota. "Kita selalu melakukan eksplorasi, tapi saat ini kita memprioritaskan Jawa Timur, karena memiliki banyak lahan di sana," terang Theresia.
Namun terkait proses akuisisi lahan di Jombang dan Demak, Theresia belum bisa berkomentar banyak. Sebelumnya Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan modal dan Investasi DILD pernah mengatakan, saat ini perseroan masih dalam proses melakukan pembebasan lahan di Jombang dan Demak.
Permintaan lahan
Theresia optimistis terhadap bisnis kawasan industri di tahun ini. Apalagi pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla ingin mendorong industri dalam negeri. Salah satunya, pemerintah berencana membangun 13 kawasan industri baru.
DILD, memiliki empat fokus dalam pengerjaan proyek, yakni perumahan, apartemen, kawasan industri, dan proyek recurring income alias pendapatan berulang.
Meskipun pendapatan terbesar masih dari perumahan dan apartemen, tapi kawasan industri memberikan kontribusi yang cukup besar. Theresia mencatat, per September 2014 sektor ini berkontribusi 27%. DILD berharap, pendapatan dari kawasan industri di tahun 2015 bisa tumbuh seperti tahun lalu, yakni 20 sampai 30%.
Sebagai gambaran, pada 2013 lalu, sektor kawasan industri memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp 283,16 miliar. Jika pertumbuhan sekitar 20%-30%, pendapatan sektor ini pada tahun 2014 sebesar Rp 339,79 miliar hingga Rp 368,11 miliar.
Selain kawasan industri, di Jawa Timur DILD juga menggarap proyek perkantoran strata title, tepatnya di Surabaya. DILD juga tengah menggarap superblok Praxis. Proyek ini dirancang sebagai kawasan terpadu yang terintegrasi dengan Gedung Intiland Tower Surabaya. Proyek Proxis ini meliputi apartemen, perkantoran, ritel, hotel dan fasilitas hiburan
Secara total, proyek-proyek properti perkantoran dan kawasan industri di Jawa Timur, memberikan kontribusi pendapatan ke DILD senilai
Rp 648,8 miliar hingga September 2014. Jumlah tersebut sekitar 50% dari total pendapatan usaha Intiland di sembilan bulan pertama tahun lalu yang sebesar Rp 1,3 triliun.
Sepanjang tahun lalu, DILD mencatatkan pendapatan pra penjualan atawa marketing sales sebesar Rp 2,54 triliun. Pencapaian tersebut hanya memenuhi 90,7% dari target perseroan sebesar Rp 2,8 triliun. Kendati demikian, hasil tersebut cukup positif mengingat tantangan sektor properti di tengah tahun politik. Dibandingkan 2013 lalu, marketing sales DILD masih meningkat 15,4%.
Sementara di tahun Kambing Kayu ini, DILD optimitistis dapat mencapai target marketing sales sebesar Rp 3 triliun atau tumbuh 18% dari tahun lalu. DILD akan mengandalkan 14 proyek yang sedang berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News