Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Sepanjang 2014 PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan pendapatan penjualan atau marketing sales Rp 2,54 triliun, naik 15,4% dibandingkan dengan tahun 2013. Namun, sebetulnya pencapaian tak mencapai target sebesar Rp 2,8 triliun.
Meski tak mencapai target, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, percapaian ini tergolong gemilang mengingat besarnya tantangan yang dihadapi sektor properti di tengah tahun politik.
Archied memaparkan, marketing sales DILD lebih banyak didukung penjualan proyek pengembangan dibanding pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Penjualan pengembangan memberi kontribusi 90% atau sebesar Rp 2,36 triliun. Sisanya dari recurring Income sebesar Rp 178 miliar atau 7%.
Kontribusi marketing sales didominasi segmen pengembangan superblok dan kawasan terpadu sebesar Rp 1,2 triliun atau sekitar 47%. Segmen Pengembangan residential berkontribusi 36% atau sebesar Rp 909 miliar, segmen pengembangan kawasan industri sebesar Rp 257 miliar atau 10 % dan segmen properti investasi Rp 178 miliar atau 7%.
“Pengembangan segmen superblok dan kawasan terpadu mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan Intiland,” kata Archied dalam keterangannya, Selasa (13/1).
Proyek pengembangan kawasan perkantoran terpadu South Quarter di TB simatupang Jakarta Selatan memberikan kontribusi terbesar dengan nilai Rp 609 miliar. Pengembangan proyek kawasan terpadu Aeropolis di dekat Bandara Soekarno Hatta dengan kontribusi Rp 369 miliar.
Selain itu, proyek lain yang memberi kontribusi signifikan, antara lain Regatta, sebuah apartemen ikonik di Pantai Mutiara jakarta Utara dengan kontribusi Rp 294 miliar atau. Kontribusi juga dating dari kawasan industrial Park Mojokerto sebesar Rp257 miliar, dan pengembangan kawasan perumahan Serenial Hills di Jakarta Selatan dengan kontribusi Rp 216 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News