kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Integra Indocabinet (WOOD) menargetkan kenaikan penjualan 25% tahun depan


Rabu, 24 November 2021 / 07:00 WIB
Integra Indocabinet (WOOD) menargetkan kenaikan penjualan 25% tahun depan


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menyiapkan belanja modal lebih tebal untuk tahun 2022. Emiten furnitur ini mengalokasikan belanja modal Rp 250 miliar. Belanja modal ini naik lebih dari 100% dari belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 120 miliar. 

"Belanja modal tahun depan akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi kapasitas produksi dan maintenance capex," kata Sekretaris Perusahaan WOOD Wendy Chandra pada Kontan, Selasa (23/11).

Per September 2021, WOOD sudah menyerap capex Rp 70 miliar. Integra menggunakan belanja modal ini untuk pemeliharaan dan ekspansi kapasitas produksi berupa pembelian pabrik di Lumajang dengan area 2,3 hektare. Pabrik tersebut akan mulai beroperasi di tahun 2022 dengan penambahan sekitar 20% kapasitas produksi produk building component.  

Dengan beroperasinya pabrik anyar tersebut, WOOD memperkirakan penjualan masih akan terus menunjukkan tren pertumbuhan. Selain itu, permintaan dari pembeli existing maupun pembeli baru terus bertambah. WOOD memasang target pertumbuhan penjualan sebesar 25% untuk tahun depan.

Baca Juga: Industri furnitur masih prospektif, ini rekomendasi saham Integra Indocabinet (WOOD)

Kami perkirakan kontribusi penjualan masih paling besar berasal dari pasar Amerika karena Amerika yang merupakan importir furnitur dan building component terbesar di dunia, berkisar US$ 13 miliar-US$ 14 miliar per tahun akan terus meningkatkan order di negara-negara selain China," papar Wendy.

Sebelumnya China merupakan eksportir furnitur terbesar ke pasar AS. Namun karena tarif perang dagang, tarif anti dumping dan anti subsidi yang dikenakan Pemerintah AS kepada China, produk furnitur China menjadi tidak kompetitif, sehingga banyak pembeli AS yang beralih dari China ke negara lain.

Wendy menambahkan Integra Indocabinet disokong oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif di banding negara pesaing lainnya. "Kami melihat demand dari buyer-buyer terutama dari pasar AS masih akan terus menunjukkan tren penguatan di tahun depan," pungkas dia.

Baca Juga: Pasar AS Masih Menopang Kinerja WOOD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×