kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Instrumen Rp 3,46 T siap ramaikan pasar modal


Senin, 31 Oktober 2016 / 20:28 WIB
Instrumen Rp 3,46 T siap ramaikan pasar modal


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejumlah surat utang mengantre masuk pasar modal. Setidaknya, instrumen senilai Rp 3,46 triliun siap dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satunya, obligasi berkelanjutan I Maybank Finance tahap III senilai Rp 1,1 triliun. Instrumen ini diterbitkan dalam dua seri. Yakni, seri A senilai Rp 800 miliar dengan tingkat bunga 8,3% per annum dan tenor tiga tahun. Lalu, seri B senilai Rp 200 miliar dengan kupon 8,8% per annum dengan tenor lima tahun.

Obligasi ini dijadwalkan melakukan pencatatan di BEI pada 4 November 2016. Pembayaran bunga dilakukan secara triwulan dengan pembayaran bunga pertama 3 Februari 2017.

Untuk penerbitan ini, perusahaan menunjuk empat perusahaan sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Yakni, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, PT Maybank Kim Eng Securities dan PT MNC Securities

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsesbar) juga menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap II senilai Rp 450 miliar. Obligasi diterbitkan dengan kupon 9% per annum dengan tenor lima tahun.

Surat utang dicatatkan di BEI pada 4 November 2016. Adapun pembayaran bunga dibayarkan secara triwulan dengan pembayaran bunga pertama pada 3 Februari 2017. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi merupakan PT Danareksa Sekuritas dan PT Indo Premier Securities.

Lalu, Obliigasi berkelanjutan II Bank CIMB Niaga tahap I senilai Rp 1 triliun yang diterbitkan dalam tiga seri. Antara lain, seri A senilai Rp 432 miliiar dengan kupon 7,25% per annum dengan tenor satu tahun.

Seri B senilai Rp 368 miliar dengan kupon 8% per annum dan tenor tiga tahun serta seri C senilai Rp 165 miliar dengan kupon 8,25% per annum dan tenor lima tahun.

Untuk sisa pokok obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp 35 miliar akan dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort).

Surat utang akan dicatatkan di BEI pada 4 November 2017. Untuk pembayaran bunga pertama dijadwalkan pada 4 Februari 2017.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yakni PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas.

Efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA SP) PT Sarana Multigriya Financial (SMF)- Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp 913 miliar juga akan meramaikan pasar modal.

Instrumen ini diterbitkan dua seri, yakni seri A senilai Rp 400 miliar dengan kupon 8,15% per annum dan seri B senilai Rp 513 miliar dengan kupon 8,75% per annum.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan instrumen tersebut menarik karena menawarkan kupon tinggi. Seperti, obligasi Maybank Finance yang menawarkan kupon menarik sebagai kompensasi dari naiknya risiko bisnis multifinance di tengah perlambatan daya beli.

"Obligasi Bank Sulselbar merupakan salah satu yang bisa dilirik karena mimiliki kupon yang baik ditambah dengan posisinya sebagai bank daerah dengan pertumbuhan yang baik," ujar Nico.

Sementara itu, EBA SP diprediksi masih kurang menarik karena tidak diikuti dengan sosialisasi yang baik. "Hal ini selalu menjadi masalah, karena di tengah gencarnya berbagai macam produk investasi, selalu tidak ada sosialisasi di sana," lanjut Nico.

Tahan Penerbitan

Nico memperkirakan emiten akan menahan penerbitan obligasi kuartal IV seiring naiknya yield obligasi pemerintah yang menjadi acuan penerbitan obligasi korporasi. Pasalnya, cost of fund penerbitan obligasi akan meningkat.

"Namun hal ini hanya terjadi pada jangka pendek karena melihat fundamental Indonesia yang kian baik, pasar obligasi masih memiliki prospek daya Tarik," ujarnya.

Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan penerbitan obligasi korporasi tahun depan akan menembus angka di atas Rp 90 triliun. Pemicunya, turunnya yield surat utang negara (SUN) serta pembiayaan kembali obligasi jatuh tempo.

"Apabila pertumbuhan ekonomi membaik, maka emiten akan melakukan ekspansi sehingga penerbitan obligasi korporasi di tahun depan akan mencetak record baru," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×