kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.390   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.948   -21,04   -0,30%
  • KOMPAS100 1.006   -5,72   -0,57%
  • LQ45 771   -3,73   -0,48%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 400   -1,62   -0,40%
  • IDXHIDIV20 469   -2,69   -0,57%
  • IDX80 113   -0,68   -0,60%
  • IDXV30 116   -0,50   -0,43%
  • IDXQ30 129   -0,40   -0,31%

Instrumen Rp 3,46 T siap ramaikan pasar modal


Senin, 31 Oktober 2016 / 20:28 WIB
Instrumen Rp 3,46 T siap ramaikan pasar modal


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

Efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA SP) PT Sarana Multigriya Financial (SMF)- Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp 913 miliar juga akan meramaikan pasar modal.

Instrumen ini diterbitkan dua seri, yakni seri A senilai Rp 400 miliar dengan kupon 8,15% per annum dan seri B senilai Rp 513 miliar dengan kupon 8,75% per annum.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan instrumen tersebut menarik karena menawarkan kupon tinggi. Seperti, obligasi Maybank Finance yang menawarkan kupon menarik sebagai kompensasi dari naiknya risiko bisnis multifinance di tengah perlambatan daya beli.

"Obligasi Bank Sulselbar merupakan salah satu yang bisa dilirik karena mimiliki kupon yang baik ditambah dengan posisinya sebagai bank daerah dengan pertumbuhan yang baik," ujar Nico.

Sementara itu, EBA SP diprediksi masih kurang menarik karena tidak diikuti dengan sosialisasi yang baik. "Hal ini selalu menjadi masalah, karena di tengah gencarnya berbagai macam produk investasi, selalu tidak ada sosialisasi di sana," lanjut Nico.

Tahan Penerbitan

Nico memperkirakan emiten akan menahan penerbitan obligasi kuartal IV seiring naiknya yield obligasi pemerintah yang menjadi acuan penerbitan obligasi korporasi. Pasalnya, cost of fund penerbitan obligasi akan meningkat.

"Namun hal ini hanya terjadi pada jangka pendek karena melihat fundamental Indonesia yang kian baik, pasar obligasi masih memiliki prospek daya Tarik," ujarnya.

Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan penerbitan obligasi korporasi tahun depan akan menembus angka di atas Rp 90 triliun. Pemicunya, turunnya yield surat utang negara (SUN) serta pembiayaan kembali obligasi jatuh tempo.

"Apabila pertumbuhan ekonomi membaik, maka emiten akan melakukan ekspansi sehingga penerbitan obligasi korporasi di tahun depan akan mencetak record baru," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×