Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi pada kuartal IV-2016 bakal membanjir. Setidaknya, bakal ada surat utang baru senilai Rp 42,81 triliun yang akan masuk pasar. Data tersebut merupakan mandat pemeringkatan yang diterima PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) per 7 Oktober 2016.
Mayoritas penerbitan berasal dari sektor perbankan, dengan total nilai obligasi Rp 16,23 triliun, diikuti sektor penjaminan Rp 10 triliun dan sektor pembiayaan Rp 3,57 triliun.
Direktur Pefindo Vonny Widjaja mengatakan maraknya penerbitan di kuartal IV dipicu oleh banyaknya obligasi jatuh tempo. Pada periode Oktober hingga Desember 2016, total obligasi jatuh tempo mencapai Rp 13,9 triliun.
"Emiten menerbitkan obligasi untuk pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo," ujar Vonny, Minggu (9/10). Selain itu, tren suku bunga yang rendah serta dipangkasnya tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) 7-day reverse repo rate menjadi 5% juga mendorong ramainya penerbitan obligasi.
Maklum, cost of fund penerbitan surat utang menjadi lebih murah. Demikian juga dengan isu kenaikan Fed funds rate pada Desember yang membuat para perusahaan memilih mengeluarkan obligasi lebih cepat di kuartal keempat.
"Perusahaan juga membutuhkan pendanaan untuk ekspansi, termasuk pengembangan infrastruktur," imbuh Vonny.
Di sisi lain, permintaan obligasi relatif tinggi seiring masuknya capital inflow akibat penundaan kenaikan Fed funds rate di September serta naiknya jumlah dana repatriasi pada akhir termin pertama program amnesti pajak.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga stabil, sehingga mendorong turunnya risiko nilai tukar. "Terutama dilihat oleh investor luar negeri," ujar Vonny.
Dari sisi investor dalam negeri, penurunan tingkat suku bunga obligasi pemerintah di hampir semua tenor mengakibatkan investor domestik mencari yield yang lebih menarik. Nah, obligasi korporasi dengan peringkat bagus menjadi incaran investor.
Penerbitan surat utang di kuartal IV didominasi oleh penawaran umum berkelanjutan (PUB) baru senilai Rp 26,6 triliun. Kemudian penawaran obligasi senilai Rp 7,85 triliun dan medium term notes (MTN) senilai Rp 4,77 triliun.
Lalu, rencana realisasi PUB atau penerbitan PUB tahap II dan berikutnya senilai Rp 3,52 triliun serta sukuk Rp 65 miliar. Penerbitan obligasi di kuartal IV bisa jadi yang terbesar dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya di tahun ini.
Sekadar informasi, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2016 senilai Rp 80,25 triliun. Obligasi tersebut diterbitkan oleh sebanyak 40 emiten dengan 55 emisi. Penerbitan 2017 Tahun depan, penerbitan obligasi korporasi juga diprediksi masih akan ramai.
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan, angka penerbitan obligasi di tahun 2017 berpotensi mencapai di atas Rp 90 triliun. Pemicunya adalah turunnya yield surat utang negara (SUN) serta pembiayaan kembali obligasi yang jatuh tempo.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan membaik. "Maka emiten juga akan melakukan ekspansi sehingga penerbitan obligasi korporasi tahun depan bisa mencetak rekor baru," tutur Handy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News