kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inilah para jawara reksadana di 2016


Kamis, 05 Januari 2017 / 07:55 WIB
Inilah para jawara reksadana di 2016


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepanjang tahun 2016, sejumlah produk reksadana mampu mencatat kinerja melampaui indeks acuannya. Berikut ini ulasan produk-produk reksadana jawara beserta isi portofolionya.

Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana saham yang kinerjanya paling moncer sepanjang tahun lalu adalah Treasure Fund Super Maxxi besutan Treasure Fund Investama. Produk ini mendulang imbal hasil sebesar 50,86% di tahun 2016 saja.

Mengekor di bawahnya, ada Sucorinvest Equity Fund yang memberikan return 47,99%. Kemudian, ada Sucorinvest Sharia Equity Fund dengan return 41,19%.

Bandingkan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Di periode tersebut, IHSG hanya mencatat kenaikan 15,32%. Sementara Infovesta Equity Fund Index hanya terkerek 7,70%.

Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, reksadana saham berkinerja terbaik rata-rata menitikberatkan portofolionya pada sektor pertambangan, industri, keuangan dan konsumsi.

“Sektor pertambangan saja naiknya 71%, sektor industri di 31%,” kata dia.

Tidak percaya? Mari lihat portofolio Sucorinvest Equity Fund. Berdasarkan fund fact sheet, dari 97,3% dana yang ditempatkan di instrumen saham, lima efek terbesarnya adalah ANTM, BBNI, GGRM, TLKM, dan WIKA.

“Kita overweight di mining. Tahun lalu porsinya sekitar 23%,” kata Direktur Ivestasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana.

Di jajaran reksadana campuran, produk jawaranya adalah Net Dana Flexi besutan Net Assets Management dengan return 38%. Bandingkan dengan kinerja Infovesta Balanced Fund Index yang hanya tumbuh sekitar 9,29%.

Di posisi kedua, ada SAM Dana Berkembang dengan imbal hasil 30,27% dan SAM Dana Bersama yang mencetak imbal hasil 29,85%. Fund Manager Net Assets Management Andri Supratman mengatakan, dengan gencarnya pembangunan infrastruktur tahun lalu, reksadana Net Dana Flexi menitikberatkan portofolionya pada saham-saham yang berkaitan dengan infrastruktur.

“Sekitar 50% dari portofolio diisi oleh saham perusahaan infrastruktur, seperti KRAS dan SMGR. Sisanya, kami sebar di industri keuangan, pertambangan, dan perkebunan,” ujar dia.

Pada jenis reksadana pendapatan tetap, produk Pendapatan Tetap Abadi 2 milik Bahana TCW Investment Management menjadi pencetak return terbaik, dengan imbal hasil sebesar 20,09%. Disusul oleh Mega Dana Ori Dua dengan return 15,28% dan Mega Dana Pendapatan Tetap dengan return 14,93%.

Pada periode yang sama, rata-rata return reksadana pendapatan tetap, sebagaimana tercermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index, hanya sebesar 8,02%.

Menurut Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo, pihaknya memilih surat utang negara (SUN) durasi panjang untuk dikoleksi pada Pendapatan Tetap Abadi 2. “Saat ini, sekitar 90% portofolio diisi oleh SUN dengan durasi 5 tahun,” terang Soni.

Menurutnya, investor di reksadana pendapatan tetap adalah investor dengan horizon investasi jangka panjang. Sehingga ia mengambil keuntungan dari naiknya harga obligasi, seiring penurunan suku bunga yang terjadi beberapa kali tahun lalu.

Pada reksadana jenis pasar uang, Insight Money milik Insight Investments Management menduduki peringkat teratas dengan return 8,46%. Kemudian di bawahnya ada Cipta Dana Cash dengan kinerja 8,22% dan Sucorinvest Money Market Fund dengan return 7,95%.

Sedangkan Infovesta Money Market Fund mencatat kenaikan 4,63%. Dalam mengelola Sucorinvest Money Market Fund, Jemmy mengalokasikan 60% dana kelolaan ke instrumen obligasi yang jatuh tempo kurang dari setahun dengan peringkat minimal idAA-. Lalu 40% sisanya ke kas untuk menopang likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×