Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT, anggota indeks Kompas100 ini) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan lll Tahap lV Tahun 2019 dengan target penerbitan Rp 1,84 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi III dengan target dana sebesar Rp 10 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari obligasi Seri A yang akan jatuh tempo pada 16 Mei 2022, dengan jumlah pokok sebesar Rp 484 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% per tahun dan berjangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Selanjutnya ada juga obligasi Seri B yang akan jatuh tempo pada 16 Mei 2024, dengan jumlah pokok sebesar Rp 1,36 triliun, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan berjangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
Haris Gunawan, Director of Finance and Strategy Waskita Karya mengatakan, tujuan penggunaan dana dari penerbitan obligasi kali ini untuk modal kerja WSKT.
"Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk modal kerja Perseroan dalam pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil, Gedung dan EPC, di antaranya berupa pembelian bahan konstruksi, biaya sewa peralatan, biaya sub-kontraktor serta upah tenaga kerja," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (29/4).
Sementara soal kinerja WSKT di kuartal I2019, ia bilang, mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan kinerja kuartal I 2018. "Dikarenakan pada kuartal I 2019 beberapa Toll yang dimiliki sudah mulai beroperasi," lanjutnya.
Selain itu, ia juga bilang faktor lain yang menyebabkan turunnya Pendapatan dan Laba Bersih di kuartal I 2019 karena pada tahun 2018, WSKT fokus pada penyelesaian proyek-proyek besar terutama proyek jalan tol yang ditargetkan untuk selesai pada tahun 2018.
"Terutama pada kuartal I 2018, di mana Perseroan fokus pada penyelesaian proyek jalan tol yang dapat dioperasikan pada Lebaran 2018. Sementara pada tahun 2019, proyek-proyek besar Perseroan telah selesai sehingga pendapatan usaha pada kuartal I 2019 turun jika dibandingkan pendapatan usaha pada kuartal I 2018," ujarnya.
Sementara untuk penurunan laba bersih Perseroan pada kuartal I 2019, selain dikarenakan penurunan Pendapatan Usaha, juga karena mundurnya proses divestasi Perseroan. "Awalnya ditargetkan pada triwulan I 2019 lalu dimundurkan menjadi Semester II 2019," imbuhnya.
Namun ia bilang, target kinerja 2019 masih sesuai. "Sejauh ini masih sesuai dengan proyeksi yang ditargetkan," tambahnya.
Asal tahu saja, di awal tahun ini WSKT menargetkan pendapatan tumbuh 9,2% menjadi Rp 54,13 triliun pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018. Sementara laba bersih ditargetkan tumbuh 8% menjadi Rp 4,16 triliun.
Haris juga mengungkapkan bahwa total nilai kontrak baru WSKT di kuartal I 2019 sebesar Rp 4,2 triliun atau sudah sekitar 7,5% dari target 2019 yang sebesar Rp 56 triliun.
Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, mayoritas kontrak WSKT masih disumbang untuk sektor infrastruktur. Sektor building sekitar Rp 800 miliar, penjualan produk Rp 2,1 triliun dan sisanya infrastruktur sebesar Rp 1,37 triliun.
Lalu soal realisasi belanja modal atau capex di kuartal I 2019, Haris bilang, dari total capex sebesar Rp 25,3 triliun, baru terealisasi sebesar Rp 3,92 triliun. "Dipakai untuk bidang konstruksi, bidang precast, bidang realty, bidang infrastruktur, bidang pengelolaan jalan tol dan realisasi aset hak pengusahaan jalan tol," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News