Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) optimistis bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun 2025. HRTA menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak penjualan sekaligus memacu ekspansi di bisnis emas.
Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi, Thendra Crisnanda mengungkapkan HRTA akan mengejar total penjualan emas batangan sekitar 13 ton - 15 ton pada tahun 2025. Dengan ekspektasi tersebut, kinerja HRTA diproyeksikan tumbuh dengan level dua angka (double digit growth).
Thendra menyampaikan, estimasi pertumbuhan pendapatan HRTA pada 2025 bisa mencapai 50% - 60% dan laba bersih tumbuh 40% - 50% secara tahunan alias year on year (yoy). Sedangkan untuk tahun 2024, Thendra memberikan gambaran kinerja HRTA sesuai rencana, dengan tingkat pertumbuhan pendapatan 30% (yoy) dan laba bersih 15% (yoy).
Baca Juga: Dapat Fasilitas Pinjaman Rp 400 Miliar, Hartadinata (HRTA) Bakal Genjot Produksi Emas
Sebagai strategi untuk memoles kinerja bisnis pada tahun ini, HRTA akan menggelar ekspansi gerai, eksplorasi perluasan pasar ekspor, hingga menjalin kerja sama strategis. Aksi terbaru yang dilakukan HRTA adalah menjalin kemitraan dengan PT Pegadaian.
Kerja sama yang terjalin sejak 13 Januari 2025 hingga satu tahun ke depan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan ekosistem usaha bullion, yang mencakup jual beli produk EmasKU dengan kadar 99,99%. Thendra bilang, langkah ini menjadi bagian dari strategi penguatan posisi HRTA sebagai salah satu pemain kunci dalam ekosistem bullion bank di Indonesia.
"Melalui kerja sama ini HRTA memasok EmasKU. HRTA siap mendukung program hilirisasi emas Pemerintah Indonesia melalui bullion bank," kata Thendra kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).
Hanya saja, Thendra belum membeberkan volume EmasKU yang akan dipasok HRTA kepada Pegadaian, maupun estimasi nilai dari kerja sama tersebut. Di samping menggandeng mitra strategis, HRTA akan meneruskan strategi pengembangan jaringan ritel.
Secara keseluruhan, HRTA telah memiliki lebih dari 1.000 point of sales, termasuk 85 toko dengan merek Hartadinata Abadi. Thendra mengungkapkan, HRTA akan secara selektif melakukan ekspansi dengan menargetkan 15 toko baru sepanjang tahun 2025.
HRTA telah mengidentifikasi area pembukaan toko. Antara lain di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Semarang, Solo, Malang, Balikpapan, Samarinda, Manado, Kepulauan Riau, Jambi, Medan, Bali atau kota/kabupaten potensial lainnya.
Baca Juga: Sinergi Hartadinata (HRTA) dan Pegadaian dalam Ekosistem Bullion Emas di Indonesia
Berbarengan dengan pengembangan pasar di dalam negeri, HRTA juga terus melancarkan ekspansi ke pasar luar negeri. Thendra mengatakan HRTA akan melanjutkan eksplorasi pasar ekspor baru. Terutama di Asia seperti Thailand dan Vietnam, di samping India dan Dubai yang saat ini telah berjalan.
"Meskipun demikian, Perseroan lebih berfokus untuk mengembangkan pasar domestik terutama segmen emas batangan yang dinilai lebih prospektif pada tahun 2025." kata Thendra.
Guna memuluskan strategi bisnisnya, HRTA menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 125 miliar pada tahun 2025. Capex ini terutama dialokasikan untuk pengembangan integrasi pabrik HRTA serta pembelian mesin-mesin untuk menunjang aktivitas produksi.
Strategi Pendanaan HRTA
Di samping pengembangan usaha, HRTA pun telah menyusun strategi dalam memenuhi kebutuhan pendanaan. Termasuk melalui pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi.
Terbaru, pada 20 Januari 2025 HRTA telah menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Limit kredit dari perjanjian tersebut sebesar Rp 400 miliar, yang ditujukan untuk keperluan pembiayaan capex, modal kerja, serta tujuan umum perusahaan.
Selain itu, HRTA juga akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berjelanjutan II Tahap II Tahun 2025 dengan jumlah pokok sebesar Rp 100 miliar. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja HRTA terkait manufaktur produk emas perhiasan dan batangan.
Masa penawaran umum penerbitan obligasi ini dijadwalkan pada 31 Januari - 3 Februari 2025. Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), suatu lembaga dana perwalian (trust fund) dari Asian Development Bank bertindak sebagai penanggung. Sementara penjamin pelaksana emisi dan penjamin emisi obligasi adalah Bahana Sekuritas, dengan BBRI bertindak sebagai wali amanat.
Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan II dengan target dana terhimpun senilai Rp 1 trilun. HRTA telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar Rp 900 miliar.
Dari sisi pergerakan harga saham, HRTA menutup perdagangan pekan lalu dengan pelemahan 0,55% ke posisi Rp 360 per saham pada Jumat (24/1). Secara year to date, harga saham HRTA mengakumulasi kenaikan 1,69%.
Selanjutnya: Bata Interlock Presisi Dinilai Terobosan Untuk Capai Kebutuhan Perumahan Terjangkau
Menarik Dibaca: 11 Obat Herbal Penurun Gula Darah Alami yang Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News