kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Ini sentimen yang menyeret pelemahan rupiah


Rabu, 30 Desember 2015 / 10:59 WIB
Ini sentimen yang menyeret pelemahan rupiah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah kembali menghadapi cobaan di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Rabu (30/12) pagi di pasar spot rupiah berada di level 13.809 per dollar AS atau melemah 0,81% dari hari sebelumnya Rp 13.698 per dollar AS.

Pelemahan rupiah juga terlihat pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR). Di mana rupiah tembus ke Rp 13.794 per dollar AS atau melemah 1% dari sebelumnya Rp 13.658 per dollar AS.

"Kembali melemahnya laju harga minyak mentah dunia membuat laju dollar AS melanjutkan penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikutip dari Antara.

Ia mengemukakan bahwa minyak mentah di New York Mercantile Exchange mengalami penurunan 1,80 % menjadi US$ 37,19 per barel. Sentimen itu menahan rupiah untuk bergerak positif.

"Namun, potensi pembalikan arah bagi rupiah masih cukup terbuka menjelang penutupan akhir tahun. Diharapkan imbas pelemahan harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas tidak lebih dalam," katanya.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Yulia Safrina menambahkan bahwa sentimen dari laporan ekonomi AS yang cukup positif menjadi salah satu faktor penopang bagi laju dollar AS. Hasil survei indeks Keyakinan Konsumen AS pada bulan Desember ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa investor juga sedang menanti laporan ekonomi AS dari sektor properti. Asosiasi pengembang nasional AS akan merilis laporan pending home sales untuk bulan November yang diestimasikan naik 0,6 % dari 0,2 % pada bulan sebelumnya.

"Data yang lebih baik dari prediksi berpotensi meningkatkan valuasi dollar AS lebih tinggi lagi," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pengelola investasi dan spekulan cenderung menambah posisi pada aset di Amerika Serikat untuk mendapatkan keuntungan lebih seiring dengan apresiasi dollar AS setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan untuk kali pertama sejak tahun 2006. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×