Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Setali tiga uang, analis HFX International Berjangka Ady Phangestu melihat fundamental rupiah sejauh ini cenderung biasa saja.
Dia bilang, jika memang Indonesia punya fundamental yang bagus, semestinya rupiah bisa menembus level Rp 14.000 sejak tahun lalu. Namun, nyatanya rupiah hanya bisa bertahan di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.200 saja.
“Memang kalau bicara data sebenarnya secara rata-rata masih cukup baik apalagi dalam masa krisis seperti ini. Tapi tak bisa dipungkiri, faktor utama penguatan rupiah itu disebabkan dari sentimen eksternal, yakni pelemahan dolar AS,” tambah Ady.
Asal tahu saja, hingga pukul 15.00 WIB, indeks dolar AS sudah melemah 0,36% ke 89,62.
Secara jangka pendek, Ady meyakini rupiah masih akan berada dalam tren positif. Ia menghitung, rupiah berpeluang terus melanjutkan penguatan hingga ke Rp 13.560 per dolar AS dengan level resistance di Rp 14.000 per dolar AS.
Baca Juga: Dolar melemah, nilai tukar rupiah tembus di bawah Rp 14.000
Dengan kebijakan moneter yang sangat akomodatif, defisit AS yang semakin melebar, dan berkurangnya permintaan safe haven akan membuat dolar AS terus melemah di kuartal I-2021. Ady menilai rupiah akan mendapat keuntungan dari hal tersebut.
Sementara untuk penghambat penguatan rupiah berpotensi disebabkan oleh angka pengangguran dalam negeri yang masih tinggi serta pinjaman luar negeri yang cukup besar.
Sementara Faisyal menyebut, kinerja rupiah ke depan setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama, apakah paket stimulus ketiga yang disiapkan oleh pemerintah AS akan terealisasi.
Kedua, Proses distribusi dan efektivitas vaksin dalam menekan laju penyebaran Covid-19. Ketiga, adanya kebijakan baru dari pemerintah Indonesia yang bisa mendongkrak konsumsi dalam negeri.
“Kalau ketiga hal tersebut berjalan sesuai harapan, tentu akan menjadi katalis positif untuk penguatan rupiah lebih lanjut. Tapi jika yang terjadi justru sebaliknya, maka malah akan menjadi pemberat untuk rupiah,” jelas dia.
Faisyal optimistis tahun ini kinerja rupiah akan jauh lebih baik dibanding tahun lalu seiring proses pemulihan ekonomi. Perkiraan Faisyal, rupiah akan berada di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.800 per dolar AS pada akhir tahun. Sementara Ady cenderung lebih netral dan melihat rupiah akan berada di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.
Selanjutnya: IHSG menguat 2,10% ke 6.104 pada perdagangan Senin (4/1), asing beli BBCA, TLKM, BBNI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News