Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks kumpulan saham dengan valuasi murah, IDX Value30 alias IDXV30, mencetak kinerja yang baik. Melansir laman BEI, kinerja IDXV30 sebesar 6,57% secara year to date (YTD) per Rabu (17/4).
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan, IDXV30 didominasi oleh saham consumer cyclical yang pada tahun lalu alami koreksi. Penekanan itu terjadi karena tightening monetary oleh bank sentral dan pelemahan harga komoditas.
Sementara, di tahun ini diprediksi akan mulai terjadi pemangkasan suku bunga. Sehingga, mulai membuat kembali rebound saham cyclical sejak awal tahun 2024.
“Ditambah lagi dengan beberapa emiten mencatatkan kinerja positif di tahun lalu, sehingga mendorong performance harga saham di tahun ini,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (17/4).
Baca Juga: Kinerja IDX Value30 Naik, Intip Rekomendasi Sahamnya
Di sisi lain, kocok ulang IDXV30 di awal tahun 2024 tidak mempengaruhi performa indeks saat ini. Asal tahu saja, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan kocok ulang pada IDX Value30. Evaluasi mayor ini berlaku efektif untuk masa konstituen 5 Februari sampai dengan 2 Agustus 2024.
Dalam evaluasi IDX Value30, ada lima saham yang keluar dari penghitungan indeks, meliputi: PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Timah Tbk (TINS).
Posisi saham-saham tersebut digantikan oleh lima saham yang menjadi konstituen IDX Value30 pada 5 Februari - 2 Agustus 2024. Mereka adalah PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).
Menurut Audi, dari lima saham yang baru masuk di 5 Februari 2024, hanya GJTL dan JSMR yang menguat secara YTD dengan kenaikan masing-masing sebesar 17,87% dan 8,83%.
“Jika pelonggaran kebijakan moneter bank sentral terjadi di tahun ini, maka performance saham cyclical dalam indeks IDXV30 dapat lebih baik hingga akhir tahun ini,” tuturnya.
Adui melihat, beberapa emiten dalam IDXV30 masih tergolong murah, seperti sektor energi dan properti, sehingga masih layak untuk diperhatikan di tahun ini.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham IDX Value 30 yang Layak Dikoleksi
Beberapa emiten juga masih memiliki peluang kenaikan lebih 20% di tahun ini, sehingga akan menjadi penopang kinerja IDXV30 hingga akhir tahun 2024.
Selain itu, kenaikan harga komoditas yang berpotensi berlanjut karena ketidakpastian geopolitik global serta pelonggaran kebijakan moneter akan menjadi penggerak IDXV30 tahun 2024.
Audi pun merekomendasikan beli untuk MEDC, HRUM, JSMR, dan INDF dengan target harga masing-masing Rp 1.895 per saham, Rp 1.815 per saham, Rp 6.400 per saham, dan Rp 8.300 per saham.
Rekomendasi beli juga diberikan kepada ASII, CTRA, dan ERAA dengan target harga masing-masing Rp 6.450 per saham, Rp 1.330 per saham, dan Rp 520 per saham.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, IDXV30 sendiri terdiri atas 30 saham yang memiliki valuasi harga rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik.
Emiten yang memiliki kontribusi bobot terbesar terhadap kinerja IDXV30 adalah ASII, UNTR, ADRO, INDF, dan INKP.
Menurut Arinda, kocok ulang IDXV30 memicu performa baik pada indeks ini, mengingat JSMR, AUTO, GJTL, SMRA, dan WIFI menjadi penghuni baru indeks ini.
Selain itu, banyaknya sektor energi yang mendominasi menyebabkan penguatan pada IDXV30 hal ini tidak lepas dengan kenaikan harga komoditas seperti batubara dan minyak mentah.
“Sehingga, kinerja baik IDXV30 bisa berlanjut di tahun 2024, paling tidak sampai permintaan dan penawaran komoditas stabil serta ketegangan geopolitik mulai mereda,” paparnya.
Arinda menilai, kinerja INDY dinilai masih prospektif, karena meningkatnya risiko geopolitik yang akan meningkatkan harga acuan batubara. Apalagi, INDY lebih banyak melakukan ekspor daripada penjualan di dalam negeri, sehingga harga acuannya mengikuti harga acuan batubara global.
Secara profitabilitas, emiten seperti JSMR, ADRO, ITMG, CTRA, dan BSDE memiliki Net Profit Margin (NPM) terbesar berdasarkan laporan keuangan di tahun lalu.
Menurut Arinda, kelima emiten tersebut memiliki outlook yang positif. Hal ini didorong oleh proyeksi laba bersih kuartal I 2024 yang positif akibat peningkatan mobilitas di jalan tol selama Lebaran, peningkatan harga komoditas, dan adanya stimulus PPN DTP terkait pembelian properti.
Arinda pun merekomendasikan beli untuk JSMR dan INDY. Target harga jangka panjang untuk JSMR adalah Rp 6.325 per saham dan jangka pendek Rp 5.500 per saham.
Target harga jangka panjang untuk INDY adalah Rp 2.150 per saham dan jangka pendek Rp 1.540 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News