Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak negatif pandemi Covid-19 masih membayangi perekonomian. Terlebih, kasus positif Covid-19 kembali merangkak naik beberapa hari belakangan. Sejumlah titik di beberapa wilayah bahkan menerapkan lockdown mikro.
Meski begitu, masih ada sektor industri yang mampu bertahan di tengah situasi seperti saat ini. E-comerce, bukan hanya mampu bertahan, tapi bahkan mengalami pertumbuhan.
Berdasarkan data Google, Temasek & Bain Analysis, total transaksi atawa gross merchandise value (GMV) transaksi e-commerce di kawasan Asia Tenggara tahun lalu melesat 63% secara tahunan menjadi US$ 62 miliar.
Dari nilai tersebut, 11% diantaranya merupakan transaksi food & groceries. Porsi ini merupakan yang tertinggi dibanding transaksi lain seperti beauty & personal care, home & living, apparel dan elektronik.
Baca Juga: Didominasi asuransi properti, Allianz Utama raih premi Rp 1,18 triliun
Di Indonesia sendiri, GMV e-commerce selama pandemi telah naik menjadi US$ 2,1 miliar. Setelah pandemi, nilainya memang diperkirakan turun menjadi US$ 1,7 miliar.
Namun, ini masih lebih tinggi dibanding GMV sebelum pandemi, US$1 miliar. Jika ditelisik lebih lanjut, food delivery dan online groceries menjadi sub-sektor yang kebal terhadap pandemi.
Satu lagi sub-sektor yang mampu bertahan adalah, pendidikan, khususnya secara online.
Kemudian, seperti dilansir dari Statista, GoFood memegang rating tertinggi sebagai apps food delivery yang digunakan di tahun 2020 dan kedua disusul oleh GrabFood. Industri food delivery diramal masih tumbuh tinggi mengingat belum berhentinya penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Sri Rejeki Isman (SRIL) akan fokus garap pasar ekspor tahun ini
Dari sub-sektor online groceries, pemain online groceries di Indonesia tidak banyak. Salah satu yang terbesar adalah, Hypermart. Momentum ini yang memang tengah dimanfaatkan perusahaan. Setidaknya ada tiga strategi khusus yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan online.
Pertama, membangun Hypermart online chat and shop, kemudian park and pick up, dan terakhir yang tak kalah strategis adalah, menggandeng sejumlah marketplace untuk memperkuat omnichannel.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) bakal menggeber penjualan online. MPPA sejatinya telah memiliki kontribusi penjualan online belakangan ini.
Namun, kontribusinya masih single digit, antara 5%-6%. Tahun ini, manajemen menargetkan kontribusi penjualan online minimal 10%. "Terlihat kecil, namun eksponensial growth yang kami lakukan sangat tinggi," ujar Danny Kojongian, Direktur MPPA belum lama ini.
Baca Juga: UMKM Asal Bekasi Ini Berhasil Tingkatkan Penjualan Lewat Platform Shopee
Tahun lalu, MPPA membukukan penjualan bersih Rp 6,75 triliun. Dengan asumsi kontribusi penjualan online 5% saja, maka porsinya setara sekitar Rp 337,33 miliar.
Tahun ini, MPPA menargetkan penjualan sekitar Rp 8 triliun. Jika target kontribusi penjualan online 10% tercapai, maka nilai penjualan melalui jaringan ini setara sekitar Rp 800 miliar, jauh lebih tinggi dibanding kontribusi tahun lalu.
Terakhir, sektor edukasi online diramal sebagai top 3 industri yg tumbuh paling tinggi. Di Indonesia terdapat tiga website atau aplikasi favorit untuk edukasi online, yakni Ruangguru, Quipper dan Brainly.
Selanjutnya: Begini tanggapan pengamat terkait kepemilikan saham GoTo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News